Mohon tunggu...
Sri Utami
Sri Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa UIN Sunan Gung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Moderasi Beragama menurut Nurcholish Madjid

21 Desember 2024   14:10 Diperbarui: 22 Desember 2024   12:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

          Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, baik dalam suku, bahasa, budaya maupun agama. Akan tetapi, akhir-akhir ini persatuan bangsa Indonesia menghadapi ujian dan cobaan yang berat. Radikalisame, intoleransi, dan saling menghujat. Kondisi ini muncul karena adanya pengauh politik global, misalnya konflik di Timur Tengah, ISIS, ide kekhalifahan juga masuk ke Indonesia, dan penistaan agama di beberapa negara Eropa. Karena itu, bangsa Indonesia harus kembali kepada jati dirinya sebagai bangsa yang toleran, ramah, dan hidup berdampingan secara damai. Dalam kehidupan beragama, seluruh pemeluk agama-agama harus mengembangkan pemahaman sikap moderat dalam beragama.

           Nurcholish Madjid atau yang biasa disapa Cak Nur adalah salah satu tokoh pembaharu Islam di Indonesia yang memiliki gagasan tentang Islam moderat. Sebagai guru bangsa, Nurcholis Majid menjadi salah satu peletak ide Islam Moderat atau Islam Wasathiyyah di Indonesia. Gagasannya tentang pluralisme, toleransi, modernisasi menjadi rujukan di Indonesia bahkan dunia. Nurcholis Majid dalam berbagai bukunya menjelaskan tujuan beragama puncaknya bukan politik Islam atau negara Islam. Namun keadilan sosial bagi semua manusia yang substansi itu sudah masuk dalam Pancasila. Keadilan disini mewajibkan orang beragama harus terbuka, modern, moderat, mandiri dan toleran. Nurcholis Madjid menyatakan bahwa sikap fanatik adalah hasil atau akibat dari pandangan yang sempit dan picik. Beliau juga menjelaskan bahwa agama Islam menganjurkan para penganutnya untuk tidak berpikiran sempit dan picik, malahan mengajarkan untuk berpandangan luas.

Definisi Moderasi Bearagama menurut Cak Nur

         Menurut Cak Nur, moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama yang mengedepankan esensi ajaran agama, yaitu melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum. Selain itu, moderasi beragama juga berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selanjutnya, Cak Nur menjelaskan moderasi beragama diantaranya dengan menghormati dan menghargai perbedaan dalam beragama, menjaga kerukunan dan harmoni antar umat beragama, menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di atas segalanya, menjalankan ajaran agama dengan cara yang moderat, serta menyesuaikan diri dengan konteks kehidupan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Dalam konteks Indonesia yang sangat plural, moderasi beragama menjadi sangat penting, diantaranya untuk mencegah konflik antar umat beragama, membangun masyarakat yang inklusif dan toleran, mewujudkan kehidupan berbangsa yang damai dan harmonis.

          Selain itu, Menurutnya Islam wasathiyah juga adalah sebuah model keberagamaan yang selalu mengejewantahkan keselamatan, keadilan, kedamaian, yang bersendikan pada nilai-nilai tauhid dan sifat dasar kemanusiaan yang tidak saja berpatokan pada iman, ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pemahaman aspek sosial sehingga kesuksesan dan kejayaan dan peradaban Islam dapat tercipta. Konsepsi ini merupakan substansi dari Surat Al Baqarah ayat 143 menegaskan bahwa umat Islam sebagai umat pertengahan (ummatan wasathan).

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ

"Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. " (QS. Al-Baqarah. 2:143)

         Islam wasathiyah dapat tercipta melalui pemahaman yang mendalam tentang tiga hal sebagai perwujudan kekuatan Islam. Pertama, Islam mengajarkan tauhid yang merupakan pembebasan dari segala bentuk selain Allah Swt, prinsip tauhid mengajarkan asas keadilan dan kesamaan dalam sistem tatanan kehidupan social; Kedua, ajaran Islam relevan dengan roda perubahan zaman, lentur dan fleksibel yang menyesuaikan dengan ruang dan waktu, mudah beradaptasi dengan budaya dan tata kehidupan masyarakat; Ketiga, Islam mengajarkan prinsip tasamuh, fastabiqul khairot (berlomba-lomba dalam kebaikan, sikap toleransi dan apresiasi terhadap suatu kebenaran, serta terbuka terhadap perbedaan).

Faktor yang menyebabkan munculnya Radikalisme

          Diantara faktor-faktor yang memunculkan radikalisme dalam bidang agama, antara lain, pemahaman yang keliru atau sempit tentang ajaran agama yang dianutnya, ketidakadilan sosial, kemiskinan, dendam politik dengan menjadikan ajaran agama sebagaio satu motivasi untuk membenarkan tindakannya, dan kesenjangan sosial. Pemahaman yang dangkal dan sempit dalam pengetahuan terutama pengetahuan agama, akan membentuk karakter radikalisme.

         Cak Nur sangat meyakini bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk radikalisme. Pendidikan yang berkualitas akan mampu membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, toleran, dan kritis. Dengan menerapkan berbagai pemikiran Cak Nur diatas, diharapkan dapat mencegah tumbuhnya radikalisme dengan menanamkan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan pluralisme sejak dini. Selain itu, dengan melemahkan pengaruh kelompok radikal melalui dialog dan pemahaman yang lebih baik tentang Islam, masyarakat akan lebih mudah untuk menolak ajaran-ajaran kelompok radikal. Serta membangun masyarakat yang inklusif dengan menciptakan masyarakat yang inklusif dan saling menghormati, maka tidak akan ada ruang bagi kelompok radikal untuk tumbuh subur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun