Tubuhmu adalah teka-teki yang retak
tulang-tulangnya berbisik pelan, memanggil nyeri
menyalakan sunyi di ujung leher dan punggung.
Siapa yang diam-diam mengusir tidurku?
Di balik bisikan mesin yang memahat tubuhmu
ada dunia kecil yang tak pernah diajak bicara
suara lemah yang menangis saat pagi menusuk
harapan seperti jantung jam yang lambat berdetak.
Aaaah, hidup kadang terlalu pandai menyusun cerita.
Tapi kau masih mendengar cerita yang ditinggalkan ibu:
tentang pohon-pohon yang selalu mencari matahari
meski akarnya dicabut atau rantingnya patah.
Kau menegakkan bayang yang nyaris runtuh
menantang waktu yang gemetar di tangannya sendiri.
Di cermin, kau tersenyum, walau bibir menyimpan getir.
Bandung, 29 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H