Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dibalik Cermin

29 Desember 2024   07:01 Diperbarui: 29 Desember 2024   07:01 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Tubuhmu adalah teka-teki yang retak
tulang-tulangnya berbisik pelan, memanggil nyeri
menyalakan sunyi di ujung leher dan punggung.
Siapa yang diam-diam mengusir tidurku?

Di balik bisikan mesin yang memahat tubuhmu
ada dunia kecil yang tak pernah diajak bicara
suara lemah yang menangis saat pagi menusuk
harapan seperti jantung jam yang lambat berdetak.
Aaaah, hidup kadang terlalu pandai menyusun cerita.

Tapi kau masih mendengar cerita yang ditinggalkan ibu:
tentang pohon-pohon yang selalu mencari matahari
meski akarnya dicabut atau rantingnya patah.
Kau menegakkan bayang yang nyaris runtuh
menantang waktu yang gemetar di tangannya sendiri.
Di cermin, kau tersenyum, walau bibir menyimpan getir.


Bandung,  29 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun