Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Si Gundul dari Amazon yang Semakin Seksi

29 Oktober 2024   05:21 Diperbarui: 29 Oktober 2024   10:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia anggrek yang dipenuhi keindahan, Catasetum muncul sebagai sebuah paradoks: cantik namun penuh misteri, lembut namun kuat. Sangat indah, seperti anggrek pada umumnya. Sangat unik namun tidak bisa sepenuhnya dijelaskan. Warna-warnanya bervariasi dari hijau pucat, merah kecokelatan, hingga kuning terang, setiap kelopak seolah menyimpan daya tarik yang berbeda pada tiap sudutnya. Bentuk bunganya yang menyerupai kantung memberi kesan seperti jaring halus yang menanti serangga. Menyuguhkan perpaduan antara keindahan yang memikat dan fungsi biologis yang memukau. Menelusuri jejak sejarah dan asal-usul Catasetum, Amerika Selatan,  dalah tempat pertama kali spesies ini ditemukan di hutan-hutan lebat Amazon. Diperkirakan sekitar abad ke-18, para naturalis Eropa pertama kali membawa Catasetum ke dunia botani Barat.

Orang awam sering kali menyebut semua anggrek yang mirip Catasetum sebagai "Catasetum". Padahal, dalam keluarga anggrek: ada Catasetum, Clowesia, Cycnoches, dan Mormodes, semuanya berdandan hampir sama, tapi masing-masing punya gaya khas. Catasetum punya "trik" yaitu melemparkan serbuk sari saat disentuh penyerbuk, sesuatu yang tidak dimiliki sepupunya. Namun bagi mata awam, mereka sering terlihat sama---sama-sama cantik dan eksotis.

Catasetum merupakan bagian dari keluarga Orchidaceae, keluarga yang paling kaya spesies. Hingga kini, para ilmuwan mencatat setidaknya 166 spesies Catasetum, tersebar mulai dari Meksiko hingga Brasil. Setiap jenisnya memiliki karakteristik unik, namun satu sifat yang membedakannya dari anggrek lain: kemampuan adaptasi seksualnya. Catasetum adalah salah satu dari sedikit anggrek yang menampilkan perbedaan seksual secara jelas---bunga jantan dan betina terpisah, dengan bentuk dan warna yang berbeda. Bagi Charles Darwin, Catasetum adalah sebuah enigma biologi, di mana ia melihat keajaiban evolusi dalam cara anggrek ini menarik serangga penyerbuk, bukan dengan nektar manis, melainkan dengan hentakan bunga yang melemparkan serbuk sari secara mekanis---sesuatu yang ia sebut "mengejutkan" dalam catatan risetnya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Keindahan Catasetum tidak hanya pada bentuknya, tetapi juga dalam mekanismenya yang nyaris teatrikal. Setiap bunga jantan memiliki kantong serbuk sari yang siap "dilemparkan" ketika disentuh oleh serangga. Ketika seekor lebah menyentuh kolumna bunga, serbuk sari itu seolah meluncur, menempel pada punggungnya untuk dibawa ke bunga betina. Fenomena ini, yang dianggap sebagai salah satu bentuk evolusi paling maju dalam hal penyerbukan. Menjadi daya tarik bagi para botanis dan ilmuwan evolusi hingga saat ini.
Keunikan ini tidak hanya memukau para peneliti biologi, tetapi juga mengundang keingintahuan dalam sains medis dan farmakologi. Penelitian pada tahun 2015 oleh tim ilmuwan dari Brasil menemukan bahwa ekstrak bunga Catasetum memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, mampu menangkal radikal bebas dalam uji in vitro . Lebih dari sekadar keindahan , ternyata Catasetum menyimpan potensi medis yang menjanjikan.

Seni Kesabaran

Merawat Catasetum, seperti merawat anggrek lainnya, adalah seni kesabaran dan pemahaman. Tidak seperti anggrek pada umumnya yang cenderung membutuhkan perawatan konstan, Catasetum memiliki siklus dormansi alami yang unik. Pada musim gugur, daun-daun Catasetum mulai menguning dan rontok---tanda bahwa ia akan memasuki masa dormansi.  Tubuhnya gundul, kering, keriput tidak menarik. Dalam kondisi ini, tanaman membutuhkan sedikit air, hampir kering total, hingga musim semi saat tunas baru mulai muncul.

Catasetum akan tumbuh dengan  baik di lingkungan yang lembap dengan cahaya yang cukup, tapi ternaugi. Kelembapan yang ideal berkisar antara 50-70%, sementara suhu optimal berkisar antara 20-30C. Penyiraman intensif hanya diperlukan saat tanaman mulai menunjukkan pertumbuhan baru. Pupuk kaya nitrogen sangat disarankan selama fase pertumbuhan, sementara pupuk Kalium dapat diberikan untuk mempersiapkan fase dormansi.

Catasetum juga menyimpan segudang manfaat yang mulai dieksplorasi di dunia medis. Penelitian yang dipublikasikan pada 2018 mengungkapkan bahwa ekstrak dari spesies Catasetum macrocarpum menunjukkan aktivitas anti-kanker yang signifikan, terutama dalam menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru. Ini membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang potensi terapi Catasetum dalam dunia kedokteran modern.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Selain itu, beberapa spesies Catasetum juga diketahui memiliki kandungan anti-inflamasi dan analgesik yang potensial, memberikan harapan akan pengembangan alternatif alami untuk pengobatan nyeri dan peradangan. Meskipun masih dalam tahap awal, penelitian ini menunjukkan bahwa keajaiban Catasetum tidak hanya dalam bentuk dan warnanya, tetapi juga dalam komponen kimiawi yang terkandung di dalamnya.
Catasetum, dalam banyak hal, adalah metafora tentang ketahanan dan perubahan. Bunga ini mengajarkan kita bahwa keindahan tidak hanya berasal dari bentuk luar, tetapi juga dari kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup. Dalam siklus hidupnya, Catasetum memberikan kita pelajaran tentang keberanian untuk bertahan dalam kondisi sulit dan kesiapan untuk berkembang saat waktu memungkinkan.
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Catasetum adalah pengingat bahwa keindahan sejati  bukan pada kesempurnaan, mungkin justru terletak dalam ketidaksempurnaan, dalam kemampuan kita untuk menerima siklus naik-turun kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun