Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sukuh dalam Sunyi

3 Oktober 2024   06:50 Diperbarui: 3 Oktober 2024   06:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di lereng yang tak terawathujan turun perlahan, seperti ingin berceritatentang sebuah candi yang tak pernah selesai.Tapi siapa yang bisa menyelesaikan waktu?
Batu-batu ini tersusun rapi, tak pernah ditanya
tak pernah menjawab.


Aku memandang lingga itu
sebuah isyarat
seperti mimpi yang dibiarkan tidur
Dan yoni,
adalah air yang menunggu
tak tahu kapan hujan akan datang.
Di sini, langit begitu dekat
tapi juga terlalu jauh untuk disentuh
Aku tak berani merayapinya
meski bumi begitu rendah.


Tak ada kerumunan peziarah
tak ada doa yang melangit
Mungkin karena di sini
doa hanya harus dirambatkan,
tanpa kata
seperti desir angin
menyentuh namun tak tampak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun