Di lembut pagi Mawar memekar riang
Warnanya merah merekah terang
Mengusir sepi, mengusung tenang
Seperti mentari, menyapa panjang
Menebar pesona, harum nan cemerlang.
Geliat hidup dalam kelopak lembut
Meski berduri, tak gentar menyambut
Mencari makna dalam tiap debut
Di taman waktu, cinta pun tunduk
Mawar menari dengan gerakan suluk.
Hari berlalu, Â Mawar pun layu
Keindahannya pudar, tinggal bayang semu
Namun anggun dalam senja yang syahdu
Meski kini kelopakmu bisu
Kenangan indah takkan pernah berlalu.
Rindu  Mawar tetap mewangi
Walau duri tajam  menanti
Kehadiranmu tetap dirindui
Dalam hati, Â dalam mimpi berseri
Mawar dan duri, cinta tak terbagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H