Mengambil air wudhu, memberikan penyerahan diri kepada sang hyang widi.
Duduk bersimpuh, menengadahkan tangan ke langit tinggi
Tak lama terdengar suaranya bermurajaah, menggetarkan hati.
Hikmat namanya, perawakannya sedang tidak pendek, juga tak tinggi.
Tidak gemuk, juga tidak tipis seperti jari
Otot-otot tangannya sangat kuat ketika membawakan nasi
dengan berat lebih dari seepuluh kilogram untuk para santri
Ayahnya pergi ketika dia bayi, tinggal ibunya seorang diri
Bertekad mengantarkan mahkota abadi untuk ayahnya di surga tertinggi
Â
Mat, kau penghafal yang penuh cinta untuk mencari cinta-Nya.
Hingga rela melakukan apapun agar bisa mendapatkan cita dan cinta
rasa malas, mengantuk, lelah dan jenuh, kau usir jauh pergi
Ketika mendaki, seratus kesulitan dan cobaan kau  hadapi
Jalan yang harus ditempuh sulit dan penuh dengan duri
Namun kau yakin, untuk setiap ayat, diberi tambahan satu kebajikan yang hakiki
Hingga kau turut mendawamkan dan menjaganya setiap hari.
Kehidupan selalu menyimpan misteri yang kadang sulit dipecahkan oleh logika aqli
Kesabaran dan dorongan hati sangatlah tinggi untuk menggali potensi.
Kau seru Tuhan dari dini hingga senja hari, dengan mengharap keridhaan sejati Â
Tuk menggapai kemuliaan abadi, menghafal ayat-ayat suci sampai ke sanubari
tempat dimana dirawat hakikat dan cinta illahi