Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

TPA di Indonesia Solusi atau Masalah Baru?

11 Juni 2024   19:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   19:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan iklim adalah isu global yang dampaknya semakin dirasakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.Salah satu yang paling menonjol adalah kenaikan suhu yang menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Kenaikan suhu ini berdampak pada kesehatan masyarakat, produktivitas pertanian, dan keseimbangan ekosistem. Selain itu, kenaikan permukaan air laut menyebabkan beberapa wilayah pesisir tergenang secara permanen, seperti yang terjadi di kota Pekalongan di Jawa Tengah.(https://lestari.kompas.com/read/2023/08/21/180000886/dampak-perubahan-iklim-sangat-nyata-banyak-wilayah-indonesia-tergenang)

Negara kepulauan ini menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Salah satunya adalah penanganan sampah.Penanganan sampah di Indonesia masih menjadi masalah besar. Setiap harinya, Indonesia menghasilkan sekitar 175.000 ton sampah. Sekitar 30% dari sampah ini tidak tertangani dengan baik, berakhir di sungai dan lautan. Kondisi ini memperburuk masalah lingkungan, termasuk pencemaran laut dan kerusakan ekosistem.

Salah satu tantangan utama dalam penanganan sampah akhir adalah kurangnya infrastruktur dan fasilitas pengolahan sampah yang memadai. Banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah melebihi kapasitas. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik masih rendah. Menyebabkan praktik pembuangan sampah sembarangan masih marak terjadi.

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mengatasi masalah sampah. Salah satu program utama adalah Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah.  Program ini  bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah di sumbernya. Selain itu, berbagai kota di Indonesia telah mulai menerapkan kebijakan zero waste dan meningkatkan fasilitas daur ulang (republika.id)

 
Beberapa pemerintah daerah sudah meluncurkan program penangan sampah ini. Kabupaten Kebumen telah mengimplementasikan berbagai program untuk menangani masalah sampah. Salah satu inisiatif utamanya adalah program "Satu Desa Satu TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle) dan Bank Sampah" Program ini bertujuan untuk membangun fasilitas pengolahan sampah mandiri di setiap desa di sembilan kecamatan di Kebumen. Program ini melibatkan masyarakat dan praktisi lingkungan untuk mengedukasi dan menggerakkan komunitas dalam pengelolaan sampah yang lebih baik. Selain itu, Bimbingan Teknis Tenaga Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengolahan Sampah (TFL) juga telah dilakukan. Para TFL ini diharapkan dapat membantu menyebarkan kesadaran tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah secara mandiri di tingkat RT, RW, dan desa (Wiradesa.co).


Kemudian Bali juga telah menerapkan program "Bali Bersih". Program ini  mengadopsi pendekatan berbasis komunitas untuk pengelolaan sampah. Contohnya, beberapa desa di Bali telah mendirikan bank sampah dan tempat pengelolaan sampah terpadu yang dikelola oleh masyarakat setempat. Inisiatif ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui kegiatan daur ulang dan komposting (SIPSN).


Sebagai warga negara Indonesia, kita seharusnya merasa malu mengetahui bahwa negara kita menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia, sebagaimana dilaporkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setiap tahun, Indonesia menghasilkan jutaan ton sampah plastik yang sebagian besar berakhir di lautan, mencemari ekosistem laut dan mengancam kehidupan makhluk laut. Ketidakpedulian kita terhadap lingkungan mencerminkan kurangnya tanggung jawab dan kesadaran akan dampak buruk yang kita timbulkan. Sudah saatnya kita mengambil langkah nyata untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung inisiatif pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat akan sangat membantu dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA dan lingkungan sekitar.


Mari kita tunjukkan bahwa kita peduli dan mampu berubah demi masa depan yang lebih bersih dan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun