Baru saja  tersimpan sebuah percakapanÂ
sebuah kabar bak halilintar
Di hadapanmu, terpampang gambar bagian dalam tubuhmuÂ
bernuansa hitam putih
Seperti ada kilatan petir dari sudut ruang itu yang membuatmu termangu
terperangah dan terngannga
Tiba-tiba terbayang empat buah kasihmu di rumah
bayangan kesedihanmu kian meruap meninggi
nyaris menyentuh puncak kondensasi
Ah, puncak kondensasi tak boleh jatuh di sini, nanti saja di ruang tunggu!
Sementara sebuah godam tengah memukul-mukul dadamu
Namun kau tarik dia
dan kau remas dalam genggaman jemarimu
Kemudian kau lempar dia di ruang kalbu
Bergegas kau tinggalkan ruang itu
kau tinnggalkan jejak tapak yang membekas
Ingatanmu melayang
mengingatkamu dengan jejak tapak ibuÂ