Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Rahasia Bahagia yang Mekar dengan Cinta

12 Mei 2024   08:10 Diperbarui: 12 Mei 2024   08:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyukai berkebun sudah cukup lama, tapi mencintai Anggrek mungkin sejak tahun 2015. Merawat Anggrek tidak hanya sebagai hobi. Tetapi sebagai ekspresi dari kekaguman yang mendalam. Dan penjelajahan akan keindahan alam yang tak terbatas 

Di sudut teras kecil itu ada Cattleya, Dendrobium, Phalaenopsis, dan juga Vanda.  Dari jauh orang tidak akan tahu, bahwa bahwa Anggrek-anggrek itu tergantung di kawat jemuran. Disamping Anggrek itu ada suara gemuruh mesin cuci  yang bekerja setiap hari.
Seorang perempuan berdiri di depan mesin cuci, membenamkan diri dalam pekerjaannya. Namun, matanya tidak bisa berpaling ketika pandangannya tertuju kepada kehadiran Anggrek yang sedang bermekaran di pojok ruangan. Serangkaian bunga-bunga yang mewah dan lembut, dengan kelopak eksotis menari-nari diiringi irama angin. Menarik perhatiannya. Seolah-olah ada sebuah  bisikan diam- diam dari alam. Kehadiran Anggrek memanggilnya untuk menghentikan sejenak rutinitasnya yang sibuk. Di tengah kesibukan pekerjaan, ia merasakan getaran yang halus, kehadiran yang menyentuh hatinya dalam harmoni yang tak terungkapkan. Dan dalam momen-momen itu, ruang kerjanya bukan lagi sekadar ruang kerja, tetapi sebuah tempat dimana keindahan dan ketenangan bertemu.


Bagi banyak perempuan, menanam Anggrek bukan hanya sekadar aktivitas menanam yang biasa. Ini adalah penciptaan, pemujaan terhadap keindahan yang konsisten.  Dan perawatan atas kehidupan yang begitu berharga. Ketelatenan dalam memberikan perawatan. Dan kesabaran yang diperlukan untuk melihat mereka tumbuh dan berkembang.  Semua membawa kebahagiaan yang mendalam.


"Anggrek adalah pengingat bahwa keindahan sering kali terungkap di tempat yang tidak mungkin kita duga." - Confucius


Bunga Anggrek, tidak bisa tumbuh dengan sendirinya. Tanaman ini memerlukan kesabaran dalam merawatnya. Untuk menikmati bunganya bukan hal yang mudah. Tidak seperti tanaman lain, yang dalam waktu beberapa bulan sudah menghasilkan bunga.                          
Dibalik keindahan yang mempesona, Anggrek juga membawa  sejumlah manfaat. Beberapa spesies  telah terbukti menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang memiliki sifat penyembuhan. Minyak esensial yang diekstraksi dari Anggrek telah digunakan untuk mengurangi stres, meningkatkan suasana hati.  Dan meredakan ketegangan
Selain menikmati keindahan bunganya. Ada yang tak terperikan, teruraikan, ketika meresapi, meresepsi, dan mempersepsikan proses pertumbuhan Anggrek. Sesuatu yang tak terkatakan. Seperti ketika seseorang mencoba menguraikan makna lukisan AD Pirous, Salvador Dali atau Van Gogh.


Pengalaman empiris seseorang dengan keindahan adalah unik. Berbeda  satu dengan yang lain. Absolut sifatnya. Tapi bukan tak bisa didialogkan. Itulah seni. Mendengarkan dan melihat dengan cara yang lain. Dalam mengapresiasi proses pertumbuhan Anggrek, saya merasakan getaran keajaiban.  Getaran keindahan, yang memancarkan gairah hidup, kegembiraan, dan kebahagiaan.
Ruang kerja sekarang terisi dengan kehadiran Anggrek. Perempuan itu merasakan kedamaian yang mendalam. Dalam momen-momen itu, dia tidak hanya melihat Anggrek sebagai bunga yang indah, tetapi juga sebagai penjelmaan dari kehidupan yang mengagumkan dan penuh makna. Dan dalam ekstasi keindahan yang menyelimutinya. Anggrek mengingatkannya akan keajaiban yang ada di setiap detik kehidupan.


Dalam kesukaan menanam anggrek, kita menemukan lebih dari sekadar hobi.  Kita menemukan kehidupan, dan makna yang mendalam. Melalui keindahan kita diingatkan akan keajaiban alam. Dan kompleksitas kehidupan. Dan melalui perawatan kita terhadap mereka, kita belajar tentang cinta. Kesabaran, dan koneksi yang tak terelakkan antara manusia dan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun