Apa yang terlintas dalam pikiran pembaca ketika membaca judul bacaan di atas? Benarkah ada sapi yang sedang bermain bola dengan menendang-nendang dan mengarahkan bola ke gawang? Sama sekali bukan. Judul di atas adalah salah satu kalimat percakapan murid-murid saya dalam bahasa alay.
Sapi main bola bagi anak Papua bermakna "Saya pergi main bola". Dalam bahasa alay Papua, saya pergi disingkat menjadi sapi. Karena singkatan inilah maka muncullah kalimat-kalimat percakapan yang lucu bagi kita yang tidak pernah mendengarnya. Misalnya:
- Sapi ke mall yang artinya saya pergi ke mall.
- Sapi ke sekolah yang artinya saya pergi ke sekolah.
- Sapi ke rumah nenek yang berarti saya pergi ke rumah nenek.
- dsb.
Tidak hanya kasus Sapi main bola, anak-anak Papua memiliki bahasa alay yang jumlahnya sangat banyak. Contoh lainnya misalnya kata sapu. Kasus kata sapu ini sempat membingungkan dan menyulitkan saya dalam berkomunikasi dengan anak-anak Papua ketika pertama kali mengajar Bahasa Indonesia.
Peristiwanya terjadi saat saya membagikan bintang tanda prestasi kepada murid-murid saya yang berhasil mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dengan baik. Waktu itu seorang murid saya protes kepada saya karena belum mendapatkan bintang prestasi yang menjadi haknya.
"Ibu Guru, sapu mana?" tanya seorang murid saya dengan muka merah yang hampir menangis.
"Sapu itu ada di pojok, Samuel." jawab saya dengan tenang sambil menunjuk sapu ijuk yang terdapat di pojok kelas. Namun, yang terjadi wajah murid saya makin memerah.
"Ah, bukan itu. Saya punya." protes dengan keras. Saya berpikir memahami kalimat murid-murid saya.
Juga pada saat seorang anak mengeluh pada saya, "Ibu Guru, sapu pensil patah?"
Karena saya tidak mengerti saya bertanya kepadanya "Apa yang patah? Sapu atau pensil? atau dua-duanya?"
Dalam pikiran saya yang dimaksud sapu ya sapu untuk membersihkan lantai atau halaman. Namun, ternyata bukan itu yang dimaksud oleh murid-murid saya. Setelah beberapa hari mengajar, saya baru memahami bahwa yang dimaksud dengan "Ibu Guru, sapu mana?" adalah "Ibu Guru, punya saya mana?" atau lebih jelasnya, "Ibu Guru, bintangku mana?"
Adapun kata sapu, dalam bahasa Papua merupakan singkatan dari "saya punya" yang berarti punyaku. Jika dilihat struktur bahasanya, mirip bahasa Indonesia terjemahan dari bahasa Inggris dengan pola MD (Menerangkan Diterangkan) seperti kata my pencil yang berarti "saya punya pensil" . Adanya keunikan bahasa Papua ini dipengaruhi oleh adannya bahasa asing Spanyol, Portugis, maupun Inggris, di masa kolonialisme.