InsyaAllah judulnya tidak menyesatkan teman, masalah ini fiksi, fakta, humor, motivasi atau uneg-uneg, terserah dah, yang mau membaca pakai kaca mata merek apa dulu. Monggo dinikmati
Sudah beberapa hari terakhir ini sikap Bu Kanjeng tidak seperti biasanya. Dia kelihatan cerah dan tidak uring uringan, padahal tanggal tua. Biasanya di saat seperti ini dia banyakan Bad moodnya dari pada bersikap manis pada setiap orang.
Kebiasaan jelek Bu Kanjeng, mungkin tidak beda jauh dengan sikap saya atau pun ibu ibu lain yang berubah jadi sensitif dan mudah sekali marah tanpa alasan yang jelas. Hal kecil saja, semisal ada handuk basah di tempat tidur pun bisa jadi masalah besar, menaruh piring sehabis makan pun bisa jadi penyebab terjadinya perang dingin, hangat atau pun hot.
Penasaran kan ingin tahu;“ Koq bisa Bu Kanjeng cerah ceria di tanggal tuek ngekek seperi hari ini?”
Yuk sebenarnya ada apa ya? Rasanya tidak mungkin dia bisa berubah 180 derajat tanpa ada sebab dan asal muasalnya. Biar minta tolong Pak Kanjeng saja yang bertanya ada Bu Kanjeng.
“ Diajengku, sungguh aku kagum akan sikapmu akhir akhir ini koq begitu mempesona, aku hampir tak percaya bila kau bisa secantik ini sikapmu?” Pak Kanjeng mengeluarkan rayuan gombalnya
“ Apa iya tho..Pak?, Ibu merasa biasa saja tuh... Tapi kalau Bapak mau tahu, okay lah sayaberi bocorannya. Yang membuat Saya berubah itu, karena saya punya “amalan khusus” yang harus saya lakukan tiap hari.”
“Ahh tenane Diajengku...?” Tanya Pak Kanjeng penasaran
Lalu Bu Kanjeng pun membocorkan “amalan khususnya itu” agar Pak Kanjeng tak curiga dan berpikir yang mboten mboten. Ternyata Bu Kanjeng mengamalkan “ ajian Jangan Marah, Jangan Marah, Jangan Marah”yang intinya dia punya waktu khusus untuk meditasi, menyetel hati dan pikirannya untuk tidak marah, medianya adalah Kompasiana.
Ketika membangunkan anaknya berkali kali dan tidak bangun, dia tidak marah
Ketika dia menyarankan anaknya yang berangkat sekolah untuk bawa jaket dan topi ditolak, dia tidak marah
Ketika PRT nya ijin tidak masuk seminggu untuk mengurus Orangtuanya yang sakit, dia pun tidak marah
Ketika Pak Kanjeng mengambil uangnya di dompet, tanpa ijin dia pun tidak marah
Ketika tetangganya yang sudah sebulan pinjam alat masak, dan di saat dia butuhkan alat itu tidak ada dia juga tidak marah
Ketika dia sudahbersusah payah masak, ternyata Pak Kanjeng pulang bawa makanan yang sama seperti yang dia masak, dia juga tetap senyum
Ketika Pak Kanjeng ngajak ML padahal dia tidak mood, dia malah bilang “monggo menawi badhe diagem” (silahkan kalau mau dipakai property ini)
Ketika dia mau pergi pengajian tapi malah ada tamu yang curhat tentang suaminya yang mengikuti jejak Bang Toyib, dia pun memilih mendengarkan curhat tetangganya.
Faktor lain yang membuat Bu Kanjeng cerah ceria karena dia jadi OKB (orang kaya baru) maksudnya. Dia punya dunia baru yang begitu indah dan mempesona, yang membuatnya nyaman sehari hari. Mau tahu??
- Dia pernah jalan jalan ke Italy diajak mba Heny, ke Niagara diajak Michel Sendow , ke London diajak Mas asep setiawan, ke Yaman bersama mba iffetbasheer,pokoknya around the world. Pesona Indonesia pun dinikmati setelah diajak Mas Farid,mba Laksmi, dan teman kompasianers lainnya. Hmm betapa nikmatnya hidup ini. Bu Kanjeng begitu menikmati karunia yang ada di depan matanya
- Dia jadi penggemar humor setelah membaca posting tentang humor dan manfaatnya. Dia jadi bergairah untuk mengenang masa lalu ketika sekolah bersama teman temannya yang rada senang traveling,kamping,dan hiking.
- Dia dapat ilmu Kompasiana. Yups Kompasiana membuatnya berubah drastis , awet muda,sabar,care, tidak mudah marah, mau memaafkan, teposliro, tenang tak banyak menuntut dari anak, dan suami, atasan, atau pun dari anak muridnya, lebih bijak dalam bersikap , mengenal banyak masukan, ide, dan pendapat dari saudaranya di Kompasiana,semua itu didapat setelah jadi warga kompasiana.Ternyata menjadi Kompasianers membuatnya bahagia tanpa modal yang banyak. Cukup bisa membaca, menulis, berkomen, dan memijat keypad, keyboard, atau mengelus-elus layar.
- Dia juga jadi pintar membagi waktu, kapan ngaji, kapan nulis, kapan ML, kapan ngurus anak, kapan say hello dengan teman, famili dan tetangga,dan waktu yang 24 jam itu terasa singkat.selalu ada keinginan agar esok lebih baik dari hari ini.
Itu lah kiat Bu Kanjeng menghadapi hidupnya di dunia nyata maupun di dunia maya. Semoga bermanfaat
Salam KOMPASIANA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H