Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Special Notes For My Beloved Son

8 September 2014   05:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:20 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dua minggu terakhir ini ibu punya tugas tambahan selain memelukmu dalam untaian doa,dan mengupayakan agar semua kebutuhan jasmani dan rohanimu merasa nyaman, tetap semangat meraih bintang indah di langit. Itu wajib hukumnya bagi ibu, walau ada orang orang yang juga seharusnya membantu, saat ini doa mereka saja sudah cukup. Karena Allah maha kaya. Ada honor nulis dari re media, dan juga royalty dari erlangga yang tiap semester. Alhamdulillah Allah cukupkan untuk keperluan kita.

Berawal dari keadaan sekolah tempat ibu mengajar yang semakin krusek. Dengan segala keterbatasan karena tidak ada yang mau mengelola kantin murah meriah untuk mengantisipasi mereka jajan di luar, atau di kantin sebelah yang jorok dan jualan rokok. Mencari tenaga yang mau berjibaku tidak mudah Nak, tapi Allah selalu ikut campur tangan dan mewujudkan niat baik itu. Ibu dikasih tugas untuk cari orang yang mau mengelola kantin itu.

Ketika ibu ngaji selasa malam di masjid Al Fath, ibu duduk jejer dengan seorang ibu sederhana, tetangga rumah. Namanya Bu Widodo. Tiba tiba ibu ingat proyek buka kantin di sekolah itu. Akhirnya ibu tanya
“ Bu mau ngga buka kantin di sekolah saya? Nanti saya modali, tapi muridnya sedikit dan daya belinya juga rendah. Misalnya nasi kucing Rp.1500,- es teh Rp.1000, Gorengan ya Rp.500,- dan snack yang harganya Rp.500,- nasi soto Rp.2000,-. Alat alat semua disediakan.”
“ Iya Bu, saya izin suami dulu, tapi kalau untuk masak saya ngga bisa jadi tolong ibu yang siapkn semua, saya tinggal menyajikan dan menjual.” Jawabnya

Setelah dapat izin dari suami dia ke rumah, eh malah curhat. Kalau dia pasca sakit,perlu olahraga dan hiburan.Kayaknya jualan di kantin bisa jadi terapinya. Yang parah lagi dia bilang kalau anaknya yang usia 5 tahun nakalnya minta ampun, dan tahun ini ngga bisa menyekolahkan di TK. Entah kenapa Nak, ibu langsung menyanggupi mendaftarkan itu anak di TK dekat rumah. Membayar kewajibannya dan juga bulanannya. Ibu merasa anak itu wajib ditolong. Karena kalau dibiarkan lingkungannya yang jelek bisa mempengaruhi dirinya. Oya nama anak itu Imam Gozali Prakosa. Rambutnya jegrak, kulitnya hitam, dan kurus. Ibu yakin dia anak pintar Cuma orangtua dan lingkungannya yang tidak bisa mendidik.

Jadi sejak dua minggu lalu si Imam sudah sekolah dan dapat seragam baru. Tiap hari jumat ibu kasih uang untuk ditabung Rp.5000,- kalau hariannya cukup Rp.1000,-.Jibu seneng Nak, bisa membuat Ibu dan anak itu terbantu. Insyaallah tuk selanjutnya ibu bisa membantu biaya sekolah si Imam itu ya.
Sekarang ibu cerita yang jualan di kantin itu ya. Launching kantin sekolah sabtu pahing tgl 16 Agustus. ibu pakai trik kupon jajan @Rp.2000,- per siswa hadiah dari sekolah. Ibu mengeluarkan kupon sebanyak 50 lembar. Karena muridnya 4 kelas yang masuk hanya itu harinya sabtu, jadi banyak yang mbolos Nak. Alhamdulillah laris Nak, pulang membawa uang Rp.140.000,-. Sejak itu Ibu harus pintar bagi waktu yang 24 jam itu bagaimana agar ngga jadi orang yang tidak merugi dan semua ibu niatkan karena ibadah.

Nak, tiap jumat ibu harus bayar tenaganya Bu Widodo Rp.100.000,-. Kalau Tenaga Ibu biar Allah saja yang bayar kelak, karena Ibu berbisnisnya dengan Allah. Ini proyek ghoib jadi harus dijalani dengan ikhlas. Dua hari kemaren jumat dan sabtu kantinnya bubruk alias sepi. Mungkin muridnya memang ngga punya uang, atau karena pintu gerbang dibuka jadi mereka mbolos dan jajan di luar. Ya, dibawa pulang, sebagian nasinya untuk makan ayam ayamnya Bapak, ngasih mbok Darto dan mbah Bayem.

Capek raga ini Nak, itu ngga ibu rasakan karena Ibu seneng, apalagi bapak juga mau ngantar ibu ke pasar, tapi ya itu, berat di jajan. Ada aja yang dibeli Bapak kalau nunggu ibu belanja, kadang wedang ronde, jagung rebus, atau sate ayam. Kalau dihitung secara bisnis ngga gathuk blas Le, tapi aku rapopo hehehe.

Ibu nulis ini supaya kau tahu kalau hidup itu pilihan. Dan menjalani kehidupan seperti ini buat ibu bukan hal yang baru. Dulu waktu kau masih kecil juga ibu biasa jualan. Doakan biar Bu Widodo cepat paham ketika Ibu ajari, jadi kalau sudah pintar biar dikelola sendiri kantinnya, dan ibu bisa mengerjakan pekerjaan yang lain. Nak, untuk dana dan segala pernak pernik kantin ibu ambil dari celenganmu. Yakin aja ya Nak, janji Allah itu benar, ibu sedang berjibaku di jalan Allah. Gimana seru ya Nak, Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita. Jadi jalani saja, nikmati, dan perbaiki. Woke.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun