Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ketika Media Online Ramai Dengan Video Mesum Remaja Bagaimana Sikap Orangtua?

29 Oktober 2013   05:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Orangtua mana yang tidak miris ketika melihat kelakuan amoral remaja saat ini. Semua dengan mudah bisa diakses, dibagikan dan dikomentari dengan menambahkan hal-hal yang lebih mesum lagi. Rupanya perlahan tapi pasti mental dan akhlak generasi kita sudah diruntuhkan oleh berbagai pihak.

Herannya sipelaku sendiri sudah outus urat malunya sehingga melakukan hal yang buruk pun tidak ada rasa bersalah, malu apalagi menyesal. Sebenarnya ini remaja punya orangtua ngga sih? Lalu perlakuaan orangtuanya seperti apa / Koq bisa kecolongan seperti ini? Mungkin pertanyaan seperti itulah yang berseliweran di benak para orangtua lain, gur, atau pemerhati sosial.

Padahal tugas orangtua yang diberi amanah oleh Allah seharusnya tidak teledor. Mereka wajib membimbing buah hatinya agar selamat dunia akherat. Menjaganya dan memberikan yang terbaik kepada mereka. Maka perlu dikenalkan dan terus dipantau tingkah lakunya agar tidak menyimpang.

Masalahnya, sanggupkah para orangtua yang merasa super sibuk, yang merasa beban hidupnya sangat berat, dan juga opalagi mengontrol kegiatan anak-anaknya. Semua ini mempertajam kesenjangan antara anak dan orangtua. Sehingga anak bisa melakukan apa yang igin dilakukan tanpa ada pengawasan dari orang tua mereka.

Seharusnya remaja memiliki pengetahuan dan bisa menerapkan akhlak mulia. Untuk itu anak perlu dijelaskan seperti apakah akhlaq yang buruk itu. Diharapkan dengan pengetahuan itu anak-anak bisa menghindar dari hal tersebut. Sifat yang jelek itu seperti ghibah atau ngerumpi, yakni membicarakan keburukan-keburukan saudaranya sesama mualim dan orang yang dibicarakan itu tidak ada di hadapannya.

Perbuatan ghibah itu bisa dalam bentuk perkataan, perbuatan, isyarat, ataupun sindiran. Kemudian namimah, yaitu perbuatan seseorang yang menukil perkataan seseorang dan kemudian menyampaikannya kepada orang lain dengan tujuan mengobarkan api permusuhan di antara kedua orang tersebut. Akhlaq tercela lainnya seperti riya’, hasad, ucapan keji, sombong, penyindir, pemalas, marah, kikir, bohong, tamak.

Sedangkan mereka yang berakhlaq baik biasanya hatinya akan dicondongkan kepada ajaran agama. Mudah bagi mereka menerima nasihat, dan selalu melakukan evaluasi diri. Anak-anak yang tumbuh di tengah keluarga yang istiqamah mengerjakan perintah Allah SWT dan menghindari larangan-Nya insya Allah akan selalu dituntun-Nya dalam pendidikan dan kasih sayang-Nya.

Dari kasus video mesum anak remaja itu sebaiknya orangtua bisa mengambil pelajaran dan harus ekstra ketat dalam mengawasi buah hati mereka. Lingkungan yang kondusif, merasa dihaargai dan dipenuhi kebutuhan lahir batinnya. Insyaallah anak tidak lari ke hal yang neko-neko. Mereka bisa memposisikan diri sebagai anak yang memiliki tanggungjawab dan punya impian besar untuk menjadiorang yang sukses dunia dan akherat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun