Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Flash Back Ketika Pak Kanjeng Dapat Gaji ke-13

3 Agustus 2011   12:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:07 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Picture pinjam Mbah Google

Akhirnya pencairan yang ditunggu tunggu datang juga. Betapa senangnya hatiku. Semoga Gaji yang tanpa potongan ini yang jumlahnya cukup besar buat Pak Kanjeng sekeluarga Rp. 3.50800,- untuk zakatnya dua setengah persen. plus tidak lupa masukkan kotak suka rela untuk teman teman yang tidak terima gaji 13. Pak Kanjeng pun berdoa, semoga uang ini barokah dan bisa untuk menutup biasa sekolah si Thole yang sudah kelas 9 SMP dan membutuhkan banyak biaya. Rasa syukur Pak Kanjeng juga dituangkan dengan membaca blognya tentang profesinya yang tidak pernah dibaca orang lain, sehingga dishare ke Kompasiana agar ringkasan dari Bukunya Pak Furqon ini bisa merefleksi jiwa Pak  Kanjeng sebagai pendidik. dengan rasa tulus ikhlas mengabdikan dirinya sebagai pendidik yang mumpuni dan dicintai anak didiknya Penulis buku ini Pak Furqon memaparkan perwujudan syukur, orientasi bersyukur, dan aktualisasi bersyukur.Kekuatan bersyukur harus dimiliki oleh guru. Karena kekuatan ini turut memberikan andil yang cukup besar untuk mencapai kesuksesan. Bentuk penyikapan yang paling tepat adalah kita harus mensyukuri profesi kita. Dengan kata lain agar profesi guru menjadi sesuatu yang membahagiakan maka kita harus bersyukur . Seperti yang tertulis dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:”Jika kamu bersyukur, maka saya (Allah) akan menambah (nikmat) itu kepadamu, dan jika kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih” Sebenarnya Guru yang bersyukur selalu fokus pada apa yang dimilikinya. Menikmati apa yang ada bukan berarti menyesali dan meratapi apa yang tidak ada atau yang hilang dari genggaman kita. Kita tidak selalu dapat memperoleh apa yang diinginkan Yang terpenting kita dapat menikmati apa yang kita miliki, sehingga kita dapat membahagiakan diri kita sendiri Perwujudan bersyukur terhadap suatu kenikmatan yang telah diterima bukan sekedar suatu ucapan atau pernyataan tapi berkaitan dengan perbuatan atau tindakan.Maka perwujudan rasa nikmat profesi guru harus ; 1. Menerima secara positif profesi sebagai pendidik Jangan terlalu banyak ijin dan meninggalkan tugas mengajar. 2. Tidak zhalim terhadap profesi yang diemban. Jangan terlalu sering terlambat masuk kelas. Jangan mengerjakan pekerjaan lain pada jam-jam mengajar. Itu perbuatan dhalim. 3. Menjaga dan mengembangkan profesi pendidik dengan sungguh-sungguh. Tidak mau berusaha mengembangkan diri, merasa sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki.Ini namanya tidak bersungguh-sungguh dalam mengemban profesi. Orientasi Bersyukur. Dalam hal ini kita harus bisa menerapkan bahwa jika kita mencari ilmu kita harus melihat yang di atas sedangkan dalam mencari harta kita melihat orang yang berada di bawah kita. Ilmu adalah sebagai penerang yang mampu mengubah jalan keburukan, kebodohan dan yang melahirkan kebijakan dalam berbagai masalah-masalah kehidupan. Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa Ilmu lebih utama daripada harta, karena 7 alasan, yaitu: 1. Ilmu adalah warisan para nabi sedang harta warisan Fir’aun 2. Ilmu tidak akan berkurang karena diberikan kepada orang lain, sedang harta akan berkurang bila diberikan pada orang lain. 3. Harta perlu dijaga sedang ilmu dapat menjaga pemiliknya. 4. Jika seseorang meninggal dunia, ia akan meninggalkan hartanya, sedang ilmu akan dibawa ke dalam kubutnya 5. Harta dapat dicapai oleh orang mukmin dan kafir, sedang ilmu hanya dapat dicapai oleh orang mukmin 6. Semua orang butuh orang yang memiliki ilmu, yang mengetahuo urusan agama dan mereka tidak membutuhkan hartanya 7. Ilmu akan menguatkan seseorang dalam menyebrangi shirath (jalan menuju surga) sedangkan harta akan menghalinginya. Ibnu Qoyyim (1996:32) menggambarkan orientasi bersyukur dengan 5 tanda-tanda keberuntungan dan kebahagiaan seseorang, yaitu; 1. Setiap ilmunya bertambah, maka bertambahlah tawadhu dan kasih sayangnya 2 Setiap amalnya bertambah, maka bertambah rasa takut dan kehati-hatiannya 3 Setiap kali umurnya bertambah, maka berkuranglah ketamakan dan kerakusannya 4 Setiap hartanya bertambah, maka bertambahlah kedermawanan dan pengorbanannya 5 Setiap kedudukannya bertambah, maka bertambahlah kedekatannya kepada sesama manusia, memenuhi kebutuhannya, dan rendah hati Aktualisasi bersyukur. Sebagai manifestasi rasa syukur, maka bisa dilihat dari sudut pandang keberadaan, kebermaknaan, kebermanfaatan profesi kita sebagai pendidik. Peran pendidik bisa diklasifikasikan menjadi kelompok: 1. Manusia Wajib. Manusia yang keberadaan, kebermaknaan, dan kemanfaatannya sangat menentukan. Dia menjadi kunci dan menentukan. 2. Manusia Sunnah. Manusia yang kehadirannya dan keberadaannya memberi kebermaknaan dan kebermanfaatan , tetapi jika ia tidak ada tidak akan mengganggu atau menggoyahkan jalannya system penyelenggara kegiatan. 3. Manusia Mubah. Manusia yang ada atau tidak ada, hadir atau tidak hadir, ia tidak memberikan pengaruh apa-apa, tidak memberi manfaat tetapi juga tidak memberikan mudharat. 4. Manusia Makruh. Manusia yang kehadirannya dan keberadaannya tidak memberikan kebermaknaan dan kebermanfaatan, tetapi jika ia tidak ada akan memberi kenyamanan dan kebaikan jalannya system penyelenggaraan kegiatan.misalnya guru yang mengajar dengan konsep yang salah. Manusia ioni kebalikan dari manusia Sunnah. 5. Manusia Haram. Manusia yang keberadaan dan kebermaknaan, dan kebermanfaatannya sangat tidak diharapkan sama sekali. Ia sebagai “trouble maker” Kehadirannya berpengaruh negative. Manusia ini kebalikkan dari Manusia Wajib. Dari gambaran di atas diharapkan peran guru dapat memposisikan diri sebagai manusia Wajib atau setidaknya menjadi manusia Sunnah. Semoga Pak Kanjeng secara pribadi bisa menjaga komitmen  sebagai guru dan berbahagia bila bisa mencerdaskan anak bangsa ini. Amin YRA

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun