Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balsem SBY untuk Siapa?

25 Juni 2013   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kajian rutin jum'at sore yang seharusnya diisi materi  Tafsir Al-Qur'an, sore ini melenceng jauh gara-gara balsem SBY. Biasa namanya juga ibu-ibu mereka jadi sibuk cari info siapa saja yang mendapat Balsem dan siapa saja yang tidak mendapat.

Wah pengajian sore ini jadi seru seperti debatnya Bang Karni di TV-One. Kebetulan ada Bu RT, ada Bu  Guru, ada Mba Kening yang baru di PHK, ada juga pembantu rumah tangga. Beda kepala beda pemikiran. Yang tidak mendapat surat khusus yang dikirim melalui Pos memang bertanya-tanya. Rasa ingin tahu dan penasarannya mereka limpahkan ke Pak RT. Padahal Pak RT tidak tahu menahu dari mana kantor Pos mendapat data tentang warganya.. Ini aneh bin ajaib setelah ditelusuri  ada berbagai versi dan yang benar yang mana pun belum jelas, ini lah hebatnya Indonesia.

Beredar kabar bahwa data itu didapat dari hasil sensus penduduk tahun 2010. Pemerintah yang sudah kebelet menaikkan harga BBM yang seharusnya milik rakyat tapi di kuasai orang yang punya duit (siapa hayooo???) Jadi ngawur. kalau memakai jasa pendataan ulang, kelamaan, dan harus keluar anggaran lagi. jadi valid ngga valid data sebsus th 2010 dipakai untuk pembagian Balsem.

SBY lupa kalau sekarang rakyatnya tambah miskin. Nyatanya banyak warga yang menyatroni rumah Pak RT dan protes. Pak RT yang tidak paham, ngga bisa jawab apa-apa. Yang jadi tanda tanya ada satu RT yang hanya 8 KK yang menerima Balsem. Padahal satu Rt ada 45 KK yang sebagiaan besar masuk katagori miskin.

Sementara ada teman saya seorang guru GTT, dan suaminya seorang driver perusahaan karena statusnya ngontrak padahal dia punya rumah di desa malah dapat Balsem. Ada juga satu rumah yang memiliki 5 KK karena sudah menikah ke 5 KK itu mendapat 5 . Alhamdulillah.

Ada seorang Ibu yang sangat gemes dengan kondisi negara ini. Merasa bersyukur sekali dengan bantuan Balsem. Lumayan Bu, Pemerintah kita tuh baik hati dan sangat memperhatikan rakyatnya. Bayangkan keluarga saya ada 5 jiwa dapat bantuan RP 150.000,- Berarti stju jiwa dibantu Rp.1000,- perhari plus beras 30 Kg. Hebatkan SBY! Saya bisa masak sekilo beras tiap hari dan yang Rp.5000,- untuk lauk pauknya.

Dengan penghasilan yang tidak menentu dan menghidupi 5 jiwa di zaman yang serba susah semoga ada kekuatan agar tidak pantang menyerah. Masih tahan untuk mencari rejeki yang halal, masih mau bermandi peluh agar mendapat upah yang bisa untuk melangsungkan kehidupan keluarganya.

Saya yang mendengar celoteh para ibu di sore ini jadi senyam-senyum saja.Bisanya menghibur diri dengan berkata " jangan bersedih wahai saudaraku, Allah maha Kaya" Yuk memohon kepadaNya. Diniatkan dari awal untuk selalu tawakal sehingga ketika terjatuh, kita bisa bangkit lagi dan tetap semangat agar ada perubahan di negeri ini.

Mulailah jadi ibu yang cerdas yang tidak terpengaruh dengan godaan setan untuk menghabisi nyawa keluarga hanya karena takut keturunannya hidup susah. Jadilah ibu yang membuka wawasan yang luas dengan pantang menyerah.

Silahkan dipakai balsemnya. Semoga sakit kepalanya bisa reda. kalau khasiat balsem sudah hilang, silahkan minta lagi pada SBY Balsem yang super. Bukan hanya Balsem yang mengurangi rasa sakit sesaat, sedang penyebabnya si kapitalis tak bisa hilang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun