Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis Opini Memang Mudah???

21 Agustus 2011   00:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:36 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai penulis pemula pasti judul ini menggelitik. Apa benar menulis opini itu mudah?? Tuangkan semua pendapat anda paparkan fakta dan bagaimana sebaiknya menurut anda lalu kirim ke media,selesai.

Tapi apa anda yakin bahwa tulisan anda akan dimuat, dan rekening anda akan terisi dengan honor hasil menulis opini itu??? Oh tidak. Prosesnya panjang. Banyak trik yang harus kita kuasai agar tulisan opini kita layak terbit dan dinikmati pembaca. Redaktur punya rambu rambu khusus yang harus kita taati dalam menulis opini.

Ini hasil menyimak saya di pesatren kilat jurnalistik yang di adakan di Griya Solopos,kemaren 20 Agustus 2011 dengan thema “ Teknik Penulisan Opini”, secara gratis. Beginilah salah satu cara berbagi ilmu ala Solopos di bulan Ramadhan, walaupun waktunya singkat , dari jam 14.00 sd jam 17.45. Tapi karena dimanfaatkan sebaik mungkin Alhamdulillah ada oleh oleh yang bisa dibawa pulang. Minimal nambah wawasan, tergandtng daya serap masing masing. Dan yang terpenting termotivasi untuk menulis dan menulis.

Pembicara, Mas Ichwan Prasetyo berkenan membocorkan rahasianya dalam melolosan tulisan opini yang kansnya untuk dimuat itu yang seperti apa sih. Ini beberapa hal yang bisa saya ambil dan saya jadikan acuan untuk belajar menulis dan menulis.

1.Artikel atau opini adalah tulisan dalam media cetak atau internet yang memasukkan pendapat penulis di dalamnya. Biasanya mengandung subjektivitas, dan fakta yang menjadi dasar penulisan. Opini juga bagian dari wujud dan peran pers pada masyarakat. Dengan kata lain Pers ikut menjalankan tugas Demokratisasi dengan menyediakan forum dialog. Maka jangan heran bila sering terjadi polemik dalam surat kabar, dikarenakan adanya adu argumentasi dalam sudut pandang dan opini yang berbeda.

2. Pengaruh Opini. Perlu dipahami opini bukan pendapat yang bulat dan utuh, opini dari masyarakat itu beragam, ada sentimen, aspirasi, dan kadang tidak jelas. Opini bisa bergema dan mempengaruhi publik, seberapa besar bunyi gema tersebut tergantung banyak hal. Terutama berdasarkan kebutuhan masyarakat pembaca. Sebuah opini bisa menjadi wakil dari persoalan yang sedang dihadapi masyarakat pembaca.

3. Ragam Opini ditinjau dari di sudut analisis. Ada opini yang Mikroanalistis yang hanya menyoroti soal pada tingkat individual,fokusnya pada objek yang ditulis, missal review film atau resensi buku. Sedang yang Makroanalistis realitas yang langsung menyoroti pada tingkat sistem. Bila ditinjau dari bobot argumennya akan lebih beragam lagi, bisa dari posisi penulis,suara pribadi, suara lembaga atau suara autoritatif. Opini seorang Wali kota, jelas beda dengan opini tukang becak, tergantung kebutuhan masing masing dan posisinya.

4. Ragam opini dari bobot argumen yang ditentukan kemampuan menjelaskan dan menerangkan sifat yang tersusun dari apa yang disebut realitas. Semakin tinggi keabsahan penjelasannya semakin tinggi bobotnya. Opini itu hadir sebagai peta kognitif yang menjelaskan realitas. Bobot argument itu pun bermacam macam. a)Berbobot interprestasi bila alat analisis yang digunakan adalah proposisi yaitu pernyataan tentang sifat dari realitas yang dapat dites kebenarannya. Biasanya berupa pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih, maka akan muncul seperti rubrik Tajuk rencana. b) Berbobot impresi. Alat ukur yang dipakai pendapat pribadi mengandung unsure subjekvitas yang kuat. Ini bisa berupa Kolom yang berdasarkan keabsahan impresi dan gaya pribadi.c)Berbobot evaluasi . alat analisisnya jugdement, norma beserta intelek yang menegasi sesuatu. Sedang jugdement sendiri dibedakan antara technical jugdement(yang menyoroti nilai intrinsic-review) dan value jugdement (yang menyoroti nilai nilai ekstrinsik- kritis)d). Berbobot eksplanasi. Yaitu pernyataan tentang hubungan dua konsep atau lebih yang sudah berkali kali diuji kebenarannya. Teori merupakan informasi ilmiah yang diperolehdengan meningkatkan abstraksasi pengertian pengertian maupun hubungan pada proposisi.

5. Mempertimbangkan isi artikel atau opini. Bagaimana idenya aktualkah?.Keaslian tulisan, jangan sampai hasil plagiat. Kelengkapan fakta dankedalaman fakta untuk mendukung ide pokok. Faktanya akurat tidak? Berisiko diperkarakan tidak? Etika jurnalistiknya harus dipakai. Tidak ada unsure SARA. Dan berdampak pendidikan publik atau masyarakat pembaca.

6.Aspek Teknis Penyajian opini. Struktur terorganisasi secara jelas,paragraph pertama berfungsi membangkitkan minat pembaca. Kaidah bahasa jurnalistik hemat dan jelas, penempatan topic harus tepat dan dari paragraph ke paragraph melompat dengan serasi. Hindari memunculkan salah paham. Pandai memilah mana yang harus dikupas tuntas, mana yang secara umum saja, seleksi fakta bisa dijadikan warna tulisan dan anak judul harus bersifatteling the story. Mempertegas tulisan.

Mas Ichwan juga memberi contoh beberapa opini yang menarik dan yang tidak menarik sehingga peserta semakin termotivasi untuk menulis. Intinya menulis itu bukan pekerjaan ecek ecek, banyak skill yang harus dipelajari dan berlatih dengan penuh semangat. Percaya atau tidak bahwa penulis penulis handal itu kalau mau jujur dia akan berkata bahwa tulisannya yang dimuat dengan yang tidak dimuat porsinya banyak yang tidak dimuat, tapi mereka enjoy saja. Nah saya sebagai pemula jelas harus lebih semangat lagi.

Oh yang tidak kalah pentingnya acara ini sungguh menginspirasi peserta untuk terus menulis. Dan Tulisan ini saya dedikasikan untuk Jeng Niken yang sudah berkiprah banyak di kegiatan ini. Semoga jadi lahan ibadahnya. Tolong kalau ada dokumentasinya boleh dunk untuk melengkapi postingan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun