Mohon tunggu...
Srisugiarti 13
Srisugiarti 13 Mohon Tunggu... Lainnya - Orang Biasa

Manusia yang suka mencurahkan perasaan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Proses Menjadi Dewasa Part II

15 Januari 2025   10:58 Diperbarui: 15 Januari 2025   10:58 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pak Budi menanyakan apakah kuliahku baik-baik saja? kemudian aku menjawab bahwa aku akan mengambil cuti kuliah karena tidak ada biaya untuk membayar semesternya. Lalu pak budi bilang jika beliau akan membicarakan nasibku ini kepada beberapa guru di sekolahku yang dulu untuk membantuku. Waktu itu hari kamis aku bertemu dengan pak budi, kemudian hari Jum'at kepala sekolahnya sedang dinas di luar kota. Sedangkan Sabtu-Minggu hari libur, akhirnya proses pengajuan bantuan itu bisa diajukan hari Senin nya. Padahal hari senin adalah deadline pembayaran UKT nya, rasanya campur aduk hati ini. Senin pagi aku sembari menyiapkan berkas yang diperlukan untuk pengajuan cuti ke kampus.

Karena aku orangnya sedikit kurang sabar dan tidak ingin terlalu berharap dengan bantuan orang karena takut kecewa. Pagi itu aku menghubungi pak budi bahwa aku akan pergi ke kampus untuk pengajuan cuti. Pada saat itu pak budi tanpa membalas chat ku dia langsung menelefon aku dan menyuruhku untuk datang ke SMA. Setelah sampai di SMA aku bertemu dengan guru BK SMA kemudian aku di wawancarai terkait masalah yang sedang aku alami. Karena aku orangnya sensitif kalo bicara tentang orang tua, jadi saat au ditanya terkait keadaan orang tua aku menangis di hadapan guru BK itu. Setelah aku di wawancarai kemudian aku dipertemukan dengan kepala bendahara sekolah. Ternyata dulu beliau juga sama sepertiku membiayai kuliahnya sendiri, makanya beliau menyemangatiku agar tidak mudah putus asa hanya karena kendala biaya.

Akhirnya, aku bersama dengan dua guruku pergi ke salah satu bank di Bandar untuk mengambil uang. Di Bank tersebut cukup lama antreannyabhingga satu sampai dua jam lebih. Rasanya malu, malu karena membebani orang lain yang seharusnya bukan urusan mereka. Tapi mungkin ini pertolongan Allah. Sepulang dari bank tersebut aku diajak makan oleh bapak arif yaitu kepala bendahara untuk makan siang, namun kebetul.an aku sedang berpuasa waktu itu puasa bulan Rajab. Setelah kejadian itu akhirnya aku bisa melanjutkan kuliahku di semester 2.

Nilai IP ku pada semester awal itu cukup tinggi yaitu 3,95. Aku juga tidak menyangka seorang aku yang hanya seorang gadis desa dari keluarga yang pas-pas an ini bisa merasakan bangku kuliah meski entah aku akan bisa menyelesaikannya atau tidak. Emmm.. sedih kalo diingat. Nilai tinggi inilah yang juga menambah nilai plus bagi guru SMA ku untuk membantu ku membayar UKT agar bisa melanjutkan kuliah. Enam bulan setelah kejadian itu aku lalui kini saatnya aku menerima hasil belajarku selama semester dua. Oh tidakkkkkk!!! ternyata nilaiku turun jadi 3,69 sehingga IPK aku jadi 3,79. Aku pikir ini karena dulu semester satu aku tidak mengesampingkan kuliahku karena aku fokus kuliah. Sedangkan semester dua aku harus membagi waktu kuliahku dengan kerjaan sampinganku yaitu jualan di kedai roti bakar.

Semester dua bener-bener gokil abissss. Aku mengambil pekerjaan apapun yang penting dapat uang, eits tapi tetep di jalur yang halal. Waktu itu aku freelance jadi host live di daerah kajen, setengah jam dari kampusku. Jam 4 sore aku kelar matkul lanjut ke tempat kerjaan dan pulang jam 9 malam. Dan aku harus menempuh perjalanan satu setengah jam untuk sampai rumah, aku sampai di rumah sekitar jam 22.30.  Setelah itu tidur dan pagi harus berangkat lagi ke pekalongan untuk menuntut ilmu dan bekerja. Sejak saat itu pulang ke rumah cuma numpang tidur sama mandi.

Kegiatan itu berjalan selama lima hari saja, karena gajinya ga worth it. Host live ku per jam cuma Rp. 4.000. Kata ibuku suruh keluar aja. Akhirnya aku dapat kerjaan lagi di kedai roti bakar itu selama enam bulan. Jam kerjanya sama kaya host live, setelah pulang kuliah jam 4 aku langsung menuju tempat kerja dan pulang jam 22.00 sembari mengerjakan tugas kuliah di tempat kerja. Kalo dipikir aku hebat juga hahahaha. Setelah itu bulan agustus 2024 tiba, dimana aku harus lagi membayar UUKT dan seperti biasa tak ada biayanya. Akhirnya semester tiga ini terpaksa aku ambil cuti dan bekerja di Semarang.

Baru tiga bulan di Semarang, tanggal 1 Desmber itu yang aku bahas di part 1 ibu jatuh terus patah tulang. Karena kedua kakak ku sudah berkeluarga dan kasihan kalo harus mengrusu ibu sampai pulih kembali, akhirnya aku mengambil keputusan untuk resign untuk merawat ibuku. Di hari itulah 10 Desember 2024 aku mulai bisa lebih sabar, lebih menerima, dan lebih luas hatinya. Aku juga sekarng jadi bisa masak seumur-umur baru kali ini masak di umur aku yang ke 20 tahun in. Karena dulu aku kalo mau masak gak dibolehin sama ibuku katanya ngerusuhin.

Entahlah, cobaan bener-bener gokil bertumpuk kaya kue lapis. Tapi aku seneng kok artinya Allah sayang sama aku sama keluargaku. Dibalik kesedihan ini pasti nanti Allah angkat derajat aku dan keluargaku, jadi harus tetep semangattttt!!

Terimakasih yang udah baca sampai akhir, semangattt buat merjuangin cita-cita kamu yaaaa love uuu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun