Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Valentinsiana] Cinta Dua Pulau

14 Februari 2014   12:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

No. Peserta 11, Sri Subekti Astadi&Muhammad Samin

Siang itu begitu riuh, dan penggap, ruang Auditorium yang luas itu berubah menjadi sempit, karena banyaknya wisudawan dari semua fakultas sedang mengikuti prosesi Wisuda Universitas bersama. Begitu pula Wulan mahasiswi fakultas Sastra dan Ucok mahasiswa fakultas Tehnik di Univesitas itu. Toga yang mereka gunakan semakin membuat mereka gerah.Walaupun demikian hati kedua sejoli itu sedang berbunga-bunga. Cita-cita untuk wisuda bersama dapat terlaksana.Ucok dan Wulan sudah menjalin hubungan sudah 4 tahun sejak ospek Mahasiswa Baru sampai mereka wisuda bersama. Walaupun demikian perjalanan cinta mereka tidak begitu mulus, namun karena cinta dan komitmen berdua yang kuat, mereka akhirnya dapat melaluinya. Bahkan mereka bisa saling support dan saling membantu agar bisa menyelasaikan studi secepat mungkin. Hubungan itu bukan hal mudah untuk mereka lalui karena Wulan dari latar belakang Jawa tulen, dengan segala adat dan rambu-rambu , untuk bisa menyatu dengan Ucok yang Batak tulen, yang agak keras dan temparement. Hanya kekuatan cinta yang membuat mereka bisa selalu rukun dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi bersama.

Hari ini orang tua Ucok datang dari medan, demikian pula ibu Wulan juga datang menemani putrinya Wisuda, sehingga dua keluarga itu bisa saling mengenal.Ayah dan Ibu Ucok bahkan sempat menginap di Semarang sampai seminggu,sekalian jalan-jalan kata mereka.

“ Ucok…kamu segera pulang bah…pekerjaan sudah menantimu di kota kelahiranmu…, segeralah kau urus kepentinganmu disini….dan segera pulang …ayah dan ibu sudah tua kamu harus menggantikan kami, kamu harus mengabdikan ilmu yang kau dapat untuk kota kelahiranmu..”, begitu kata ayah Ucok saat mereka sedang kumpul bersama selepas acara Wisuda usai.Gundah hati Wulan mendengar pernyataan ayah Ucok tersebut, karena sebenarnya mereka sudah mempunyai rencana untuk mencari kerja bersama ke Jakarta.

Sebulan setelah acara Wisuda, setelah mengurus dan merampungkan segala urusan di kampus, Ucok benar-benar akan meninggalkan Wulan untuk kembali di kampung halamannya, waktu sebulan mereka gunakan untuk saling menyakinkan kalau pada akhirnya nanti mereka akan bisa tetap bersatu dalam Mahligai Perkawinan.

Saat yang menyakitkan itu pun tiba, Wulan mengantarkan Ucok sampai ke bandara A. Yani Semarang, pesawat tinggal landas jam 9.40, Wulan dan Ucok merapatkan pelukannya, sambil tak henti-hentinya Ucok menghapus air mata Wulan yang mengali deras, terasa sangat pedih dan menyakitkan karena harus berpisah, Ucok menyakinkan dan menenangkan kekasihnya, bahwa ini adalah sementara karena mereka segera akan bersatu kembali, dalam ikatan cinta suci. “ Percalah padaku sayang…..aku akan segera menjemputmu sebagai bidadariku, kita akan segera bersama lagi sayang…..yang sabar ya , toh kita masih bisa berhubungan setiap saat dengan telpon, FB, bb, skype….kita tidak akan berpisah sayang…demi masa depan kita…”, Walaupun demikian hati Wulan tetap tidak bisa tenang, Ucok yang selama ini telah mewarnai hari-harinya akan tiada lagi…ia akan kesana –kemari, dan mencari kerjaan sendiri.Itu sangat menyakitkan, tak ada lagi yang selalu memperhatikan dan menggodanya, walau pun mereka tetap bisa berhubungan lewat gadet tapi akan lain rasanya bila bisa saling menyentuh.Saat berpisah secara fisik akhirnya tiba.

Sejak saat itu hari-hari sepi dilewati Wulan sendirian, dia sibuk dengan lamaran-lamaran kerja, kesana-kemari, walaupun demikian ia tidak lupa untuk selalu menghubungi kekasihnya, disela-sela kesibukannya.Pada awalnya hubungan mereka lancar-lancar saja, tetapi lama-lama agak tersendat,bagaimana tidak….disaat Wulan sedang luang dan bisa menghubungi eeh ternyata Ucok sedang sibuk atau hp mati ..entah karena tidak sinyal atau karena sibuk. Hati Wulan terasa diaduk-aduk….ia kangen sekali dengan Ucok, tapi sungguh benci bila Ucok tidak bisa dihubungi.Walaupun Ucok sudah menceritakan semua kegiatannya selama berada di kampung halamannya. Ucok sementara membantu bapaknya di pabrik pengolahan kelapa sawit milik keluarga. Berada di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit, sering tidak ada sinyal,Ucok hanya mempunyai sedikit waktu untuk menghubungi kekasihnya.Sebenarnya dia juga sudah tidak kuat menahan rasa rindu pada kekasihnya,apalagi bila pas Ucok ada waktu dan nada sinyal gantian Wulan sedang sibuk atau hp sedang mati…dia benci sekali..dengan keadaan ini.Kalau lah mereka bisa ada waktu biasanya chat lewat FB, atau telpon langsung bila keadaan memungkinkan.

Malam itu tidak seperti biasanya Ucok dan Wulan mempunyai waktu bersama untuk telpon dan chat di FB,mereka saling menumpahkan rindu walau hanya dengan kata-kata. Mereka berjanji untuk ketemuan saat pas hari Valentine tanggal 14 Pebruari,saat-saat indah pertemuan mereka sudah direncanakan. Ucok berjanji untuk datang ke Semarang, untuk menumpahkan segala kerinduan pada kekasihnya, sekalian untuk melamar Wulan di hadapan orang tua dan keluarga Wulan. Ucok segera memesan tiket pesawat ke Semarang, dia kabarkan pada kekasihnya soal jam kedatangannya di bandara A. Yani Semarang agar Wulan bisa menjemput di bandara.

Tanggal 13 Pebruari telah tiba saatnya Ucok hendak berangkat dari rumahnya ke bandara di Polonia Medan, karena harus menempuh perjalanan jauh ,Ucok harus berangkat malam sebelumnya dengan menggunakan travel.

Betapa gembiranya hati Wulan, dia mempersiapkan segala sesuatu untuk Ucok, termasuk penginapan untuk Ucok selama di Semarang. Keluarga Wulan juga ikut senang mendengarnya. Saat menjemput Ucok di bandara telah tiba, sesuai jam kedatangan pesawat yang ditumpangi Ucok. Harap-harap cemas, jantungnya berdetak kencang saat diumumkan bahwa pesawat yang ditumpangi Ucok sudah mendarat, Wulan telah bersiap menunggu di pintu penjemputan. Tetapi alangkah kecewanya Wulan karena sampai semua penumpang habis tidak juga nampak kekasihnya itu.Wulan mengira pasti Ucok hanya akan memberi kejutan padanya. Wulan masih menunggu hingga malam pun tiba. Tetapi tak ada tanda-tanda kalau Ucok akan tiba, hp nya pun mati tidak bisa dihubungi. Karena sudah agak malam, Wulan pun memutuskan pulang dengan perasaan dan pikiran tidak enak. Wulan sangat sedih,tak terasa air matanya membasahi pipinya, baru kali ini Ucok tidak menepati janjinya.Pikirannya campur baur tidak karuan, ada apa dengan Ucok, keluarganya pun menanyakan, kenapa Wulan pulang sendirian dengan wajah yang murung menampakan kesedihannya.Keluarga Wulan marah mengira Ucok telah mempermainkan anak gadisnya. Semalaman Wulan menangis tidak bisa tidur, ada perasaan aneh di hatinya, dia yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan kejadian ini. Bayangan Ucok menghampirinya, dalam alam mimpinya antara tidur dan terjaga. Ucok berpesan kalau Wulan tidak usah lagi menunggu dirinya, Wulan harus siap menghadapi hidup yang lebih baik tanpa kehadiran Ucok di hidupnya.Wulan segera terjaga dari tidurnya itu, ia menangis sejadi-jadinya, seolah-olah firasat telah disampaikan Ucok.Wulan segera mencari no telpon saudara Ucok yang pernah di berikan kepadanya. Sebelum subuh tiba, Wulan memberanikan diri untuk menelpon saudara Ucok. Lemas lunglai tubuh Wulan setelah mendapat kabar dari seberang sana, kalau ternyata Ucok sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas, travel yang ditumpangi Ucok menuju bandara mengalami kecelakaan masuk jurang, 5 orang termasuk Ucok dinyatakan meninggal di tempat dalam kecelakaan itu.Pupus sudah semua harapannya…tubuhnya serasa melayang bagai kapas…terbang entah…kemana Wulan sudah tak memperdulikan lagi.


Bergabung bersama kami di:

Grup FB Fiksiana Community | Twitter Fiksiana Community |Fiksiana Community di Kompasiana

Baca Fiksi Valentine lainnya Di Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun