Sudahlah lama aku tidak terlalu peduli dengan sahabatku dari Pakistan ini, aku tak lagi me-Like postingan-postingannya maupun status-statusnya, bahkan inbox -inboxnya yang terus saja mengalir. Kadang-kadang begitu jengah aku melihat foto-fotonya yang dikirim lewat inbox secara rutin, makanya sesekali saya marah..sesekali membalas inboxnya dengan marah. Tapi kenapa dia tidak juga bosan ya untuk mengirim inbox, padahal pertanyaanya hanya itu-itu saja. "good morning", "good night", "how are u", "what are u doing".....dsb .
Kemarin dia mengatakan kalau sedang mengurus pasport, dia ingin bekerja di Qatar karena pendapatan sebagai guru di Pakistan tidak bagus, Kashi ingin mengumpulkan banyak uang untuk bisa berkunjung ke Indonesia. Dia sangat ingin bertemu dengan aku, katanya. Walah....kan sudah aku katakan berkali-kali, kalau pun dia berkunjung ke Indonesia belum tentu aku mau menemuinya. Anak muda dari Kahuta ini memang tak pantang menyerah sepertinya, keadaan ekonomi dan politik yang terjadi di negaranya membuat Kashi ingin segera bangkit.
Karena jengkel inbox-inboxnya tidak pernah aku balas Kashi terkadang mengancam mau memutus pertemanan kami dan memblokir namaku, tetapi entah kenapa hal itu tidak juga dilakukan, kalau lah ia memutus pertemanan dua hari kemudian ia sudah add lagi, begitu berulang kali, sampai hampir 3 tahun hubungan pertemanan ini berlangsung.
Usianya yang masih 23 tahun membuat dia mudah terpancing emosinya,walau sebenarnya Kashi orang yang baik. Wajahnya yang tampan khas dari Timur Tengah dengan tulang pipi yang menonjol, Kashi banyak disukai teman-teman FB nya yang rata-rata perempuan, yang berasal dari berbagai belahan bumi. Tapi yang aku lihat kebanyakkan dari Indonesia, Philipina, Afrika.Hal ini tampak ketika dia posting status di FB langsung banyak mendapat like dari para teman wanitanya tersebut. Tetapi apakah Kashi juga rajin bertebar inbox dengan teman-teman wanitanya tersebut, saya kurang mengerti. Yang jelas inboxnya kepadaku tidak henti-henti disertai foto-foto kegiatan yang sedang dilakukan, bila dia sedang berada di kelas, foto suasana kelas yang dikirim, bila dia sedang olah-raga foto di lapangan yang dia kirim, bila dia sedang di tokonya untuk jualan,
[caption id="attachment_301006" align="alignnone" width="300" caption="dok pribadi"][/caption]
foto di toko yang dia kirim. Saya kurang mengerti apa maksudnya foto-foto itu dikirim, padahal saya jarang berkomentar pada foto-foto yang dikirimkannya, tetapi Kashi tidak bosan-bosan melakukan itu semua.
Ketika saya mengatakan kalau saya ingin menulis tentang dia di Media Online Indonesia, dia suka dan mempersilahkan, bahkan silahkan menampilkan foto-fotonya juga, katanya. Maka tulis dan saya posting tulisan ini disini, beserta beberapa foto kiriman foto dari Pakistan.
Terimakasih Kashi , engkau sudah menjadi inspirasi bagi tulisanku ini. Semoga engkau sukses menjalani hidup di negaramu, dan terkabul apa yang kau cita-citakan.
mlatilorkudus 28 Maret 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H