[caption id="attachment_300640" align="alignnone" width="300" caption="pic on fb"][/caption]
Puisi Terakhir
"maafkan aku"
itu kata terakhir di puisimu
aku tak bisa lupakan itu
di bait terakhir puisimu
membuatku benar-benar luruh
selalu terngiang di telingaku
karena sungguh berarti adamu
kini engkau dimana sayangku
postingan terakhirmu
menjadi bacaan hari-hariku
tak terasa dua tahun tlah berlalu
masih aku baca selalu
sampai ku hafal jumlah hurufmu
serasa baru kemarin postingan itu
pusaramu hanya diam pilu
bila kuhadirkan doa-doa haru
kini kau tinggalkan aku
hanya berbekal puisi terakhirmu
aku harus sanggup lanjutkan hidupku
aku selalu telah memaafkanmu
kenapa kau tega tinggalkanku
tapi tak lelah kubaca puisimu itu
telah kurenungi makna kata-katamu
dan aku terus termangu
"lupakan aku..."
itu pintamu pada bait-baitmu
tapi mana bisa aku lupakanmu
bila puisi-puisimu selalu hadir dalam hidupku
langkahku tak pernah putus dari rikmamu
cinta tulus telah rasuki jiwa ragaku
"maafkan aku"
aku tak pernah bisa melupakanmu
Hingga kita bertemu di surga nanti
saat kita kumpul dalam keabadian
maafkan aku
semoga kau sanggup menungguku
mlatilorkudus, 25 Maret 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H