Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Muria, antara Wisata Religi, Batik dan Kopi

31 Mei 2017   21:29 Diperbarui: 1 Juni 2017   07:17 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin kami  mendapat SMS dari paklik yang merawat dan menggarap ladang  peninggalan bapak yang berada di lereng Gunung Muria, kalau padi sudah dipanen dan di jemur. Jadi kami tinggal membawanya ke tempat penggilangan padi. Maka esoknya  pagi-pagi  kami naik ke Gunung Muria atau lebih tepatnya ke  desa Colo Muria Kudus.

Hari sudah menunjuk pukul 8 pagi, hawa sejuk masih menyelimuti walaupun mentari sudah bersinar penuh. Kami segera menuju ladang  dan bertemu dengan Paklik Kosim disana. Benar juga gabah sudah disiapkan dan tinggal angkut.

wiwit-kopi-592f5cca7eafbd48388b6ff1.jpg
wiwit-kopi-592f5cca7eafbd48388b6ff1.jpg
Sebelum menuju ke ladang kami melewati terminal bis,  berderet  bis rombongan wisata religi ke makan Sunan Muria, biasanya menjadi satu paket perjalan wisata religi Walisongo lainnya. Apalagi saat-saat menjelang bulan Ramandhan  penjiarah membanjiri lereng gunung sampai ke Puncak tempat makam Mbah Sunan Muria berada. Berderet kios penjaja  makanan, hasil bumi dan tukang  ojek memenuhi bahu jalan, yang dulu waktu saya masih kecil bersih dan sepi.

https://i1.wp.com/www.eviindrawanto.com/wp-content/uploads/2016/06/makam-sunan-muria-di-gunung-muria-18.jpg Gambar :
https://i1.wp.com/www.eviindrawanto.com/wp-content/uploads/2016/06/makam-sunan-muria-di-gunung-muria-18.jpg Gambar :
Oleh-oleh khas Muria yang merupakan hasil bumi masyarakat desa Colo seperti : Pisang Byar, Jeruk Bali atau jeruk  Pamelo , Siyem ( labu siam), Parijoto, Jangklong, Entik, ganyong dan  tak lupa ada  kopi Muria. Semua dijajakan sebagai oleh-oleh untuk pengunjung.

disuguhi kopi Muria dan jeruk bali (Dokumentasi Pribadi)
disuguhi kopi Muria dan jeruk bali (Dokumentasi Pribadi)
Selain nyekar ke makam Mbah Sunan Muria pengunjung bisa juga menikmati sejuknya udara pegungunan di air terjun Montel,  dan  Air  Tigarasa  Rejenu yang  terletak di lereng  timur Gunung Muria melewati desa Japan ( semoga tentang ini nanti bisa membuat tulisan tersendiri..).

Kopi Muria

Suguhan kopi wihelmina (Dokumentasi Pribadi)
Suguhan kopi wihelmina (Dokumentasi Pribadi)
Gunung Muria yang berada pada ketinggian 1.602 M dpl, cocok untuk tanaman kopi. Bahkan Kopi Muria sudah terkenal sejak jaman Belanda. Pemerintah kerajaan Belanda mempunyai area perkebunan kopi tersendiri di Gunung Muria ini, yang dinamakan petak KNP (Kopi Next Pure)  dengan beslit (pengganti sertifikat tanah jaman dahulu )  atas nama kerajaan Belanda. Hasil dari kopi dalam wilayah KNP ini dibawa langsung ke Belanda sebagai kopi kesukaan ratu Belanda pada saat itu , yaitu Ratu Wihelmina.

Untuk melestarikan kekhasan Kopi Muria yang menjadi minuman favorit Ratu Wihelmina, kelompok  dawis  “ Padhang Bulan” di desa Colo Gunung Muria pada tahun 2013 menciptakan brand kopi dengan nama Kopi Muria Wihelmina. Dengan nama usaha Kali Gajah Inc.

Kopi Wihelmina merupakan kopi pilihan yang disortir dengan ketat dan merupakan hasil dari tanaman kopi yang sudah berusia hingga ratusan tahun, tetapi untuk tetap menghasilkan kopi yang berkualitas pohon kopi yang sudah tua diremajakan kembali dengan cara okulasi, agar pohon-pohon kopi tua bisa berbuah kembali. Buah kopi yang sudah berwarna  merah cerah , yang tidak terlalu tua dan tidak juga terlalu muda dipetik dan dikeringkan. Bila sudah kering disortir kembali untuk memilih kualitas  kopi yang benar-benar  bagus dan tidak kopong.  Baru kemudian kopi digiling atau diroaster  untuk mendapatkan bubuk  kopi yang harum dan rasa yang nikmat, seperti yang telah diungkapkan oleh owner Kopi Muria Wihelmina Mas Shofil Fu”ad Pranyoto.

Saya pun ikut merasakan nikmatnya Kopi Muria Wihelmina sewaktu berkunjung ke studio sekaligus tempat produksi Kopi Muria ini.  Namun sayang saya telat singgah sehingga tidak bisa menyaksikan proses pembuatan kopinya. Padahal sewaktu hendak turun  ke ladang saya  sudah mencium bau  harum kopi yang sedang diroaster, namun saya belum tahu kalau ternyata di tempat itu produsen Kopi Muria Wihelmina, jadi saya memunda sainggah, dan mengurus padi di ladang lebih dahulu.

3 varian kopi wihelmina (Dokumentasi Pribadi)
3 varian kopi wihelmina (Dokumentasi Pribadi)
Kopi Muria Wihelmina  mempunyai  2 varian  kopi, yaitu :
  • Kopi Robusta  dengan rasa  khas agak pahit yang   ditampilkan dalam 2 pilihan  :  Kopi Muria  Wihelmina Gold  Grade A  dengan kualitas Gold yang benar –benar berasal dari biji kopi pilihan  telah melalui sortir beberapa kali dan  Kopi Muria  Wihelmina Grade B  yang  premium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun