Pedih mata ini ketika aku berusaha untuk bangun setelah sayup-sayup aku dengar suara adzan subuh bergema, rasanya aku belum seutuhnya tidur malam ini. Tubuhku memang berbaring dan mataku terpejam tapi hati dan pikiranku tidak sama sekali. Semakin berusaha aku untuk melupakan peristiwa jahanam itu, semakin lekat sakit di hatiku. Kepedihan yang telah aku pendam bertahun-tahun lamanya. Kepedihan yang telah meluluh lantakkan hari-hari ceria dan penuh harapan. Aku merasa yang ada padaku saat ini hanyalah tinggal jasadku, ragaku semata. Karena aku telah kehilangan jiwa, kehilangan masa depan dan tubuhku berasa hanya sampah....belaka.
Aku merasa ragaku sangat kotor...kotor sekali seakan air seribu mata air tak akan bisa membersihkan tubuhku.....Ya Tuhaan.......apa aku harus menjalani hukuman sesuai hukum-Mu dulu agar raga ini bersih kembali....???!
########
Â
Aku masih ingat peristiwa sepuluh tahun yang lalu, saat malam pergantian tahun seperti saat ini. Waktu itu aku baru saja menjadi mahasiswa, baru saja measakan hidup jadi anak kost, baru saja bebas dari pantauan ortu sehaian penuh. Aku bersama teman-teman satu kost ingin menikmati moment pergantian tahun pada sebuah pesta yang diadakan salah seorang teman dan teman kami sekost. Sebut Yudo, namanya. Kebetulan kami dan teman-teman sekost masih jomblo, jadi dari pada bengong di kost lebih baik kita ikut pesta yang selenggarakan Yodo di sebuah Villa di daerah pegunungan.
Apalagi Yudo sudah berjanji akan menyediakan transportasi untuk membawa kami ke tempat  pesta itu. Masing-masing dari kami berusaha untuk dandan secantik mungkin siapa tahu mendapatkan orang yang pas untuk menjadi kekasih.
Jam 8 malam seorang laki-laki yang berusia 27 tahunan datang ke tempat kost kami, lelaki yang mengenalkan dirinya dengan nama Mick itu mengaku dapat mandat dari Yudo untuk menjemput kami, seperti yang dikatakan Yudo dalam telponnya tadi.
Ternyata Mick pria yang cukup ramah walaupun dari tingkah lakunya dia agak canggung menjadi bahan omongan di dalam mobil, oleh kami berempat. Aku, Nia, Via dan Marisa. Aku yang duduk disamping Mick di depan, tak begitu menanggapi ketika teman-teman meledeki aku yang katanya cocok bergandeng dengan Mick.
Tiba di tempat pesta, alunan music lembut menyapa kami bersamaan dengan minuman dan hidangan yang telah tersedia, Yudo menyambut kami dengan hangat. Dan mempersilahkan bergabung dengan tamu undangan lainnya untuk menikmati hidangan , dan mencari tempat yang nyaman sendiri. Villa yang mempunyai ruang lobby yang luas tertata dengan sangat bagus dan nyaman untuk kami saling menyapa, bercerita, berdansa maupun sekedar mojok berdua.
Disaat kami sedang asyik-asyiknya menikmati hidangan Mick mendekatiku, kami akhirnya mojok berdua di taman samping yang lebih tenang, disana kami ngobrol berdua. Suasana dingin pegunungan dan rinai hujan membawa kami lupa bila kami baru saja berkenalan. Mula-mula Mick hanya memegang tanganku saja sambil kita ngobrol.....
Entah setan dari mana, sepertinya aku sudah tidak peduli lagi ketika Mick secara perlahan merayuku, membuaiku untuk menyusup ke dalam sebuah kamar yang ada di Villa itu.