Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Brokohan

6 Juni 2016   20:39 Diperbarui: 6 Juni 2016   21:20 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/ca/Kuluban_khas_Jepara.jpeg

Fajar telah menjelang ketika Hanny merasa perutnya terasa agak mulas-mulas, cairan bening keluar dari celana dalam yang dikenakannya. Hanni yang aku lihat agak gelisah sejak tadi malam segera membangunkan aku yang masih tidur nyenyak di kamar sebelah.

“ Tante….bangun..tante tolong Hanny..” sambil mengetok pintu kamarku. Sayup-sayup aku dengar suara Hanny, maka aku segera bangun dan melompat dari tempat tidurku. Segera aku buka pintu, dan mendapati Hanny sudah duduk lemas di depan pintu.

“ Kenapa Han…?”

“ Sepertinya saat melahirkan sudah tiba Tan, tolong antar aku ke rumah sakit bersalin, aku sudah tidak tahan Tant..” kata Hanny lirih sambil terus memegangi perutnya yang tampak mulai menegang.

Aku segera menyambar baju seadanya, berganti baju sebentar setelah sebelumnya membersihkan diri dahulu secara singkat.

Setelah itu segera mengambil koper pakaian Hanny yang sudah dipersiapkan dari kemarin, sehingga kalau terasa hendak melahirkan sewaktu-waktu.Aku segera mengambil kunci motor dan menyalakannya. Hanny hanya kuberi jaket saja seadanya.

Hanny segera membonceng dan aku harus tenang mengendarai motorku untuk menempuh perjalanan hampir setengah jam untuk sampai pada Rumah Sakit bersalin terdekat.

Sampai di pintu masuk Rumah Sakit sudah ada beberapa perawat yang siap menolong Hanny dengan menggunakan kursi roda, Hanny dibawa ke ruang persalinan. Saya segera mengurus administrasi rumah sakit.

Tak lama kemudian, Alhamdulillah suara tangis bayi meingking di menjelang subuh ini.

“ Keluarga Ibu Hanny diperbolehkan masuk” kata suster itu sambil memberikan bayi lucu yang sudah dibersihkan dan dibalut kain gedongan.

Tak terasa air mata sedikit meleleh saat aku mencium bayi mungil itu, aku tak menemukan laki-laki yang bisa aku mintai tolong untuk megumandangkan adzan dan iqomah di telinga sang bayi. Terpaksa aku sendiri yang memperdengarkan Adzan, namun belum sampai terlaksanakan niatku mengumandangkan adzan. Aku dengar adzan subuh telah bergema.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun