dinginku membalut malam-malamku
seakan menuai hutan-hutan yang bisu
sepoi angin membelai wajah rembulan
tak mampu menghapus gundah kian resah
musim tak lagi bisa dikelabui
dengan bait-bait indah puisi
kalau ingin semaunya berganti
siapapun tak akan mampu menghalangi
dan kita juga yang jadi penyebabnya
menebas habis pohon tanpa ampun
menghalau rimbun rimba raya
tinggal sisakan alam meranggas merana
memperdaya bumi bagai milik pribadi
menguras habis isinya tanpa kompromi
tak adakah terbersit dalam hati manusia
alam adalah sahabat sejati mereka
batinku bak panas menyengat di siang hari
mencoba hanguskan hati para penguasa lalim
mereka yang kian tamak angkara murka
serakah tak pernah berhenti menjarah alam
jangan salahkan musim
jangan salahkan dingin menggigil
atau panas yang kian menyengat
karena dia adalah korbannya
kesombongan kita telah merenggut harmoni alam semesta
membuat porak poranda kala persada kian renta
***
Kudus_Solo, Kamis, 17 Juli 2014
Dinda Pertiwi & Suko Waspodo