Walaupun kini sudah menetap di kampung halaman, namun aku pernah merasakan lama hidup merantau. Sejak lulus SMA aku harus kuliah di luar kota walaupun itu kota yang dekat, bisa ditempuh dalam 1,5 jam dari rumah, namun hidup jauh dari orang tua membuat banyak pelajaran hidup yang bisa kita petik. Mulai belajar mandiri, disiplin serta mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, sampai menjaga diri agar tak larut dalam pergaulan yang tidak baik.
Lama-lama kita terbiasa hidup jauh dari orang tua, walaupun saat hari minggu dan hari libur pasti pulang. Namun sejak itu jiwa merantauku sudah mulai terasa.
Lepas kuliah aku masih menetap untuk bekerja di kota yang sama dengan saat kuliah, namun pergaulan dan lingkungan yang berbeda membuat kita tetap harus belajar banyak hal.
Lain lagi ceritanya dengan merantau saat setelah menikah, karena harus hidup di seberang pulau jauh di pelosok hutan. Hampir sepuluh tahun lamanya..
Pada waktu itu kami selalu mengusahakan untuk pulang ke kampung halaman setahun sekali, pada saat suami cuti karena pada waktu itu masih ada orang tua, jadi pulang adalah wajib. Setiap bulan kita harus bisa menabung untuk bisa pulang, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Walaupun biar bisa mendapatkan tiket murah kami tidak pernah pulang ke kampung halaman saat lebaran, atau hari-hari libur , namun pulang adalah wajib.
Yang aku rasakan saat merantau jauh dari kampung halaman tentu kerinduan yang sangat, dan sedikit penyesalan karena hal-hal remeh yang kita alami di kampung alaman yang biasanya membosankan menjadi hal yang sangat dirindukan selama jauh dari kampung halaman.
Adapun hal-hal yang membuat rindu membuncah saat jauh dari kampung halaman adalah :
- Orang tua dan keluarga besar.
Orang tua tentu menjadi alasan terbesar kita mudik ke kampung halaman, sesukses apa pun kita di perantauan jangan pernah untuk meninggalkan orang tua. Karena ayah dan ibu juga tentu sangat merindukan kita, yang tak bisa tergantikan dengan telpon dan video call saja.
Namun bila orang tua sudah meninggal selain mendoakan setiap selesai shalat, kita juga ingin berziarah langsung ke makam orang tua.
Selain itu tetap menjaga silaturahmi kepada keluarga besar adalah hal yang harus kita lakukan agar bisa saling mengenal satu sama lain, dan yang terpenting menjaga silaturahmi kepada kerabat orang tua adalah salah satu bakti kita terhadap orang tua yang sudah meninggal.
- Suasana khas pedesaan, kita saling menyapa dan peduli dengan lingkungan dan alam sekitar membawa  kerinduan kita pada kampung halaman hanya bisa terobati bila mudik ke kampung halaman.  Tempat dulu kita bermain dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan para kerabat tercinta.
- Makanan khas kampung halaman membuat kita rindu, terutama adalah masakan ibu yang dahulu selalu kita nikmati saat masih tinggal bersama. Kalau di Kudus masakan-masakan khas kampung halaman seperti Soto Kudus, Nasi Pindang Kerbau, Lenthog dan Garang Asem banyak diserbu para pemudik, Sehingga hal ini tentu membawa keuntungan tersendiri bagi para penjualnya. Masakan-masakan ini sebenarnya ada dijual di berbagai kota namun menikmati di kampung halaman sendiri  tentu kenikmatannya akan berbeda. Serta oleh-oleh berupa Jenang Kudus dan Keciput adalah makanan khas Kudus yang diserbu pembeli.
- Â Teman-teman sepermainan, teman satu sekolah, dan teman-teman di lingkungan rumah kita, tentu merupakan salah satu alasan kita rindu kampung halaman.
- Bahasa dan tata  cara merupakan pengikat bahwa kita punya kampung halaman.  Setiap daerah pasti punya ciri masing-masing. Jadi jangan malu kita menggunakan bahasa daerah, agar bahasa daerah tidak punah.