Terapi Okupasi ini diperuntukan buat anak yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/ aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi  (okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sehingga anak yang berkebutuhan khusus bisa berperan dalam aktivitas keseharian.
Sedangkan Finemotorik atau ketrampilan motorik halus adalah kemampuan untuk mengkoordinasi gerakan otot kecil dari anggota tubuh, terutama yang melibatkan jari tangan, dan biasanya dengan koordinasi mata. Contoh ketrampilan motorik halus adalah memegang, menulis, menggunting, dan lain sebagainya. Ketrampilan motorik halus ini melibatkan kekuatan, kontrol motorik otot, dan deksteritas.
Grosmotorik yang mengalami keterlambatan atau Grosmotorik delay adalah keterlambatan suatu perkembangan sesuai tonggak usis sehingga salah satu perkembangan menjadi dominan, yaitu pada perkembangan motorik. Salah satu penyebab keterlambatan motorik ini adalah kelahiran premature, sehingga seluruh organ bayi premature belum siap untuk dilahirkan. Anak dengan Grosmotorik delay ini butuh fisioterapi dengan latihan-latihan gerak tubuh baik secara aktif maupun pasif.
Di RBA juga diajarkan edukasi calistung yang merupakan tahapan dasar untuk mengenal huruf, angka. Calistung merupakan singkatan dari membaca, menulis dan berhitung, seperti sekolah formal lainnya.
Sedangkan untuk Kreasi atau ekstra sesuai minat anak, seperti musik keyboard, melukis dan menari. Dari ekstra ini anak bisa menunjukan kemampuannya di sini.
Metode pembelajaran yang diterapkan di RBA denga satu guru untuk menangani satu murid. Dengan berbagai pilihan kelas fullday, reguler 4 jam dan reguler 2 jam, home terapy dan shadow teacher atau guru bayangan yang bertugas membantu siswa dengan disabilitas dalam mempelajari materi yang diajarkan oleh guru dan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan siswa.
Tidak ada kata lulus untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang belajar di RBA karena pembelajaran dan terapi diberikan sesuai dengan kebutuhan anak dan orang tua yang menentukan sendiri target yang akan dicapai oleh putra-putrinya. Siswa di RBA juga bisa yang hanya belajar di RBA saja, atau sekolah di sekolahan umun, TK, SD, SMP, dan SMA, atau siswa dari SLB yang ingin menambah kemampuan secara khusus. Karena RBA bukan hanya tempat belajar namun juga sebagai lembaga terapi buat anak berkebutuhan khusus.
Siswa RBA bukan hanya berasal dari Kudus, namun juga dari kota-kota di sekitarnya. Seperti Demak, Jepara dan Pati, usia siswa juga beragam dari yang masih berusia 2 tahun sampai yang sudah berusia 24 tahun, karena tidak ada kata lulus belajar di RBA. Selayaknya kita yang normal anak-anak berkebutuhan khusus juga perlu belajar dan terapi terus menerus.
Ulang Tahun RBA Â ke-11
Kembali ke acara ulang tahun yang kemarin sempat aku hadiri, banyak sekali kejutan-kejutan dari siswa istimewa ini yang tampil di panggung. Seperti fashion show, menari persembahan dari anak-anak Down Syndrom, anak Autis, Tuna Rungu dan Tuna Grahita, melukis dan senam otak yang diikuti semua anak, Â membaca puisi yang isinya sangat menggugah hati dari anak Tuna Grahita, Â serta ada juga Farel Prayoga KW yang menyanyikan lagu 'Ojo Dibandingke', ada juga Karawitan inklusi dipersembahkan bersama anak-anak RBA, SOIna, perwakilan SLB Cendono dan SLB Purwosari, serta stand ketangkasan (grossmotorik).