Sebagai bentuk kepedulian pada karyawannya,  pihak Jenang Menara memberi santunan  5 kilogram beras setiap bulan kepada karyawan tetapnya.
Mulai bulan Agustus kemarin, produksi jenang mulai menggeliat lagi walau tidak seperti semula. Seminggu memproduksi sekitar 2 kuintal jenang saja, padahal pada awalnya sehari memproduksi 2 kuintal jenang.
Harapan besar semoga pandemi segera berakhir, dan wisatawan pun bisa berkunjung pada tempat-tempat wisata religi yang ada di Kudus. Yang otomatis akan menggerakan kembali roda perekonomian Indonesia, terutama daerah seperti Kudus ini.
Manis dan legitnya Jenang Kudus semoga akan tetap  bernasib manis sebagai makanan tradisional  favorit di kota Kudus. Dan orang-orang di luar daerah pun ikut merasakan legit dan manisnya jenang ini.
Jenang Menara akan tetap selalu tegar bagai Menara Kudus, yang mampu bertahan sebagai warisan budaya sejak jaman Sunan Kudus  hingga saat ini.
Terima kasih kepada ibu Siti Marzuqoh, S.Ag. selaku putri dari ibu Maslikhah Jenang Menara, yang telah memberikan keterangan yang saya perlukan untuk tulisan ini.
Kudus, 9 September 2020
Salam hangat,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H