Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jenang Menara Tetap Setegar Menara Kudus dalam Menghadapi Pandemi

2 September 2020   16:16 Diperbarui: 2 September 2020   16:42 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal berdirinya,  Jenang Menara dikemas seperti lilin dengan bungkus plastik bertali kanan- kiri, namun sejak tahun1990 jenang Menara sudah berbentuk seperti dodol dengan bungkus plastik kecil-kecil tanpa tali, kemudian dimasukan dalam kemasan dos atau stoples, ada juga jenang refil tanpa tempat kemasan (setelah ditimbang dimasukkan dalam plastik biasa).

Foto koleksi Jenang Menara Kudus
Foto koleksi Jenang Menara Kudus
Soal rasa , Jenang Menara yang dulunya hanya memproduksi yang original saja, sekarang mempunyai berbagai varian rasa. Seperti  jenang wijen, jenang rasa jahe (alami), jenang rasa durian, jenang rasa nangka, rasa cocopandan (menggunakan sari buah asli, bukan esense). 

Namun menurut Mbak Siti Marzuqoh S.Ag putri dari ibu Hj. Maslikhah, varian jenang yang banyak digemari adalah jenang bertabur wijen dan jenang original tanpa rasa. 

Varian rasa ini akan bertambah dan selalu dikembangkan, pada saat lebaran dan liburan akhir tahun akan diproduksi juga jenang ketan hitam, jenang kacang, jenang kelapa muda, jenang keju dan jenang lapis coklat. Harga jenang pun bervariasi tergantung rasa, mulai dari 32.000-42.000 per kilogram.

Kalau kita datang sendiri ke toko Jenang Menara di Kaliputu Kudus, kita bisa mencicipi jenang yang hendak kita beli terlebih dahulu. Karena disana tersedia jenang refil yang akan ditimbang lebih dahulu kalau kita membeli, baru kemudian dikemas dalam wadah.

Cara pemasaran Jenang Menara selain digelar di toko oleh-oleh milik Jenang Menara sendiri, juga dikirim ke berbagai daerah oleh para sales makanan dengan cara konsinyasi atau titip jual.

Sejak ibu Hj. Maslikhah meninggal pada tahun 2011, maka jenang Menara dikelola oleh putra-putri beliau secara bergantian 5 tahun sekali. Dengan syarat putra itu tidak mempunyai usaha yang sama, karena saat ini 2 putra beliau menggeluti bidang  usaha yang sama, dengan mendirikan perusahaan jenang sendiri.

Jenang Menara menghadapi Pandemi Covid -19

Adanya Covid-19 membawa dampak pada semua segi, termasuk pada UMKM yang menggerakkan usahanya tergantung dengan banyak hal. Perusahaan Jenang Menara adalah salah satu  UMKM yang kena dampak dari pandemi ini. Karena jenang adalah makanan yang dibeli pada saat orang wisata / berlibur sebagai oleh-oleh.

Adanya pandemi Covid-19 dan juga sesuai anjuran pemerintah untuk di rumah saja, otomatis tidak ada lagi orang berpergian dan berwisata. Pembeli jenang pun tidak ada. Otomatis produksi mandeg, karena tak ada pembelinya.  Bahkan saat lebaran Idul Fitri yang biasanya ramai-ramainya orang mudik dan membawa oleh-oleh juga tak ada lagi.

Jenang Menara sempat berhenti berproduksi  selama 2 bulan, yaitu bulan Maret dan April. Sedangan bulan Mei, saat lebaran tiba mulai memproduksi kembali walaupun sedikit. Karena hanya memenuhi permintaan setempat, untuk berlebaran lokal saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun