Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kalap Belanja Makanan Berlebihan itu Egois

2 Mei 2020   21:09 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:27 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena kalap belanja makanan berlebih-lebihan  membuatku  cukup miris melihat kelakuan orang-orang egois macam itu. Mungkin dia pikir hanya dia saja yang butuh makan sehingga harus menimbun makanan sebanyak itu. Sepertinya pasar dan penjual bahan pangan sudah mau kukud saja, sehingga untuk mempertahankan hidupnya dia butuh persediaan makanan yang banyak.

Tentang orang lain yang nggak kebagian persediaan pangan di pasaran kerena stok jadi menipis dan membuat harga jadi mencekik, tidak peduli . Karena keegoisan yang hanya mementingkan diri sendiri itu.

Bayangkan saja kalau orang-orang egois itu menghabiskan persediaan pangan di supermarket-supermarket dan di pasar . Maka kemungkinan akan terjadi rush , karena persediaan pangan jadi menipis yang tentu saja akan diikuti dengan kenaikan harga pangan.

Terus siapa yang rugi?

Tentu saja rakyat kecil yang persediaan uangnya tipis  dan hanya mampu untuk membeli pangan hari itu saja. Bahkan kalau harga melonjak naik, mereka tidak akan mampu lagi membeli pangan.

Akibatnya bisa ternjadi kelaparan.  Dalam keadaan kelaparan  sesuatu bisa terjadi misalnya,  penjarahan, kerusuhan dan lain sebagainya. Yang bisa membuat kekacauan keamaan negara.

Tentu hal itu tidak sampai pada pikiran mereka yang punya duit banyak dan egois. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, di luar biar saja kerusuhan terjadi. Yang penting di dalam rumah  masih punya persedian pangan yang banyak. Hidupnya hanya mementingkan urusan perutnya sendiri saja.

Alhamdulillah, fenomena tersebut tidak sampai di kota Kudus tercinta. Karena kenyataannya persediaan bahan pangan masih tetap melimpah, hanya gula pasir saja yang mulai sulit dicari. Jadi buat apa pula kita harus nyetok bahan makanan terlalu banyak. Biarkan roda perekonomian berjalan normal apa adanya saja.

Saya sendiri selalu belanja secukupnya saja. Buat apa belanja banyak,  nyetok di kulkas berlebihan kalau pada akhirnya nggak kepakai, jadi jamuren dan akhirnya dibuang. Karena semua pahan pangan ada masa kedaluwarsanya. Jadi sia-sia saja beli banyak, sedangkan kami hanya hidup berdua saja.

Belanja ikan pun hanya untuk keperluan 2-3  saja, karena kalau terlalu lama disimpan dalam kulkas, ikan jadi gak fresh lagi, rasanya sudah lain. Sayuran juga paling untuk kebutuhan 2-3 hari saja, karena tiap hari masih ada tukang sayur lewat. Jadi nggak perlu kuatir  kehabisan.

Untuk belanja bulanan seperti beras ( seringnya nggak beli karena bisa panen sendiri), gula, mei-mei instan, minuman-minuman kaleng, biskuit, segala macam sabun, obat nyamuk  semprot dll, cenderungnya kalau belanja lebih hanya karena ada diskon saja ( biasalah emak-emak) itu pun jumlahnya nggak terlalu banyak. Karena besok-besok juga pasti ada diskon lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun