Sejak Masa Pandemik Covid 19 aku memang jarang ke luar rumah, termasuk juga ke pasar. Belanja harian mengandalkan tukang sayur yang lewat sekitar jam 9 pagi. Tapi sayangnya sampai di tempatku barang-barang yang di jualnya tinggal sedikit, karena dia sudah lebih dahulu keliling kesana-kemari sehingga dagangannya sudah banyak yang habis.Â
Ikan yang ditawarkan pun sudah tak segar lagi dan tak banyak pilihan hanya ada 2-3 macam ikan saja. Lama-lama bosen juga makan itu dan itu lagi, kalau diterus-teruskan takutnya nafsu makan malah hilang. Kasihan suami juga kalau dikasih lauk dan sayur itu-itu terus, nanti kalau malas makan di rumah berabe, dong...
Maka aku putuskan saat hari  minggu  dan suami ada di rumah harus mau mengantarkan ke pasar, belanja sekalian untuk beberapa hari. Kalau ada kurangnya bisa nambah belanjaan di tukang sayur lewat, sehingga bisa mendapatkan ikan dan sayur yang lebih variatif dan lebih segar.  Sebenarnya jarak dari rumah ke pasar Kliwon yang merupakan pasar terbesar di kota Kudus (pasar grosir pakaian),  tidak terlalu jauh  jaraknya hanya sekitar 300 M saja.Â
Kalau jalan kaki pagi-pagi juga masih kuat , namun sering malesnya itu yang gak nahan, yuuuups. Walaupun harga belanjaan di pasar lebih murah dari harga tukang sayur, namun ke pasar tiap hari juga jadi lebih boros,  karena  barang-barang di pasar lebih lengkap dan bagus-bagus jadinya sering pingin dibeli semua padahal belum tentu juga digunakan , yang ada malah busuk di kulkas kalau kelamaan. Tapi kalau seminggu sekali ke pasar, cukuplah. Toh masih ada tukang sayur, kasihan juga kalau tidak dibelanjain.
Tips, agar ke pasar tidak boros, adalah  bawalah duit secukupnya, buat rencana yang harus dibeli apa saja  agar belanjaan nggak ambyar kemana-mana yang harusnya dibeli lupa kebeli yang tidak direncanakan justru kebeli. Bagiku ke pasar bawa duit berapa pun akan habis, sedikit habis banyak juga habis jadi bawalah duit secukupnya saja sesuai rencana yang mau  kita beli .  Harus dicatat lebih dahulu, apa yang harus dibeli, buat perencanaannya.
Pada Ramandan kali ini saya baru 2 kali ke pasar. Yang pertama pas pulang takzizah pada hari sabtu kemarin. Kebetulan lewat Pasar Kliwon  jadi belanja sekalian. Kedua ke pasar Baru di belakang GOR Wergu Wetan diantar suami pas hari minggu kemarin.
Di Pasar Kliwon rata-rata harga masih biasa saja, seperti harga sebelum Ramadan kalau pun ada kenaikan cuma sedikit saja. Saya beli Bawang merah seperempat Kg  Rp 13.000,- Bawang putih putih justru lebih murah, seperempat Kg hanya Rp 7000,- . Harga telur bebek / itik per 10 biji Rp 22.000,- masih sama dengan harga sebelum Ramandan tiba. Gula Jawa yang bagus sekilo Rp 24.000,- Ayam potong per Kg Rp 32.000,- Ayam kampung seekor cukupan besarnya Rp 55.000,- harga daging kerbau Rp 130.000,- / Kg, daging sapi Rp 110.000,-/Kg.
Kenaikan harga justru pada harga empon-empon atau orang Jawa bilang bumbu pawon, yaitu seperti Lengkuas, Kunyit , Jahe, kencur, Kunci, daun salam dan serai. Walaupun kita masih bisa membeli 2000 rupiah berisi campur-campur namun isinya cuma sedikit sekali.
Untuk harga cabai cenderung murah sekali, kalau biasanya beli 2000 rupiah dapet seumprit, sekarang beli 3000 rupiah dapat seplastik entah berapa timbangannya pokoknya banyak cukup buat seminggu. Â Harga tomat juga murah setengah Kg Rp 4000,- saja.
Yang mengalami kenaikan harga justru pada sayur-sayuran, seperti Kangkung, bayam, Kobis, kacang panjang, pare dan sayuran lainnya rata-rata naik 1000-2000 rupiah per iket kecil. Tidak apa-apa sih, yang penting barang tersedia saja.