Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Buat yang Sering Kusebut dengan "Mas"

4 Juni 2019   21:54 Diperbarui: 5 Juni 2019   01:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto buku kumpulan prosa Sepucuk Surat Untukmu/dokpri

Mas, semoga kau membaca suratku ini.

Surat yang kutulis saat mentari Ramadan hanya tinggal semburat jingga, pertanda adzan Magrib pun segera menggema. Sebentar lagi anak-anak akan keliling kampung dengan membawa obor dan menggemakan Takbir. Pertanda Allah Yang Maha Besar telah menutup pintu-pintu kebaikan bulan Ramadan.

Mas, mungkin saat ini kau tidak akan lupa lagi bukan, untuk menyelesaikan Ramadan dengan penuh ketenangan, kenangan dan kesenangan.

Pedih rasanya mendengar cerita tentangmu, yang tak dapat menyelesaikan Ramadanmu bersamanya karena dia terlalu disayang oleh-Nya. Namun ingat Mas, bukan kamu saja yang merasakan kehilangan. Kami disini juga ikut berduka atas kepergian dia, yang sangat kau sayang.

Mas, berhentilah menyesali diri bahwa kau pria paling tiada arti. Tidak, Mas. Hadirmu sangat berarti bagi kami, mengasuh kami, membimbing kami. Jangan jadikan dirimu masuk golongan orang-orang yang merugi karena menodai Ramadan dengan mengutuk diri sendiri. Padahal Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Cinta. Hingga dibuka pintu kebaikan, pintu tobat dan pintu Magfiroh buat umatnya.

Segera bangun, Mas. Segeralah bangkit. Mesti Ramadan telah berlalu tetaplah teruskan perjuanganmu, untuk menemukan pintu ampunan-Nya. Masih ada hari yang indah untuk selalu dalam peluk-Nya. Tidak ada kata terlambat, selagi nafas masih berdeyut. Segera sambut hari indahmu.

Mas, kematian hanyalah perpisahan untuk sementara. Karena sesudahnya ada perjumpaan yang abadi di alam sana. Yang tak lagi terhalang oleh hal-hal keduniawian. Kau mau kan, selalu bersama, Mas. Untuk itu raihlah mimpimu.

Kala Takbir masih terus menggema, kala penyesalan bukan sekedar kata-kata teruslah langkahkan kaikimu. Menuju ampunan-Nya.

Jangan lagi tinggalkan shalatmu, Mas. Karena dia yang jadi penolongmu di kubur kelak. Kalau engkau sedang merasa sendiri gelar sajadah. Ungkapkan segala pedihmu dalam sujud-sujud panjang yang sangat intim dengan Tuhanmu. Percayalah Dia akan segera menolongmu. Mempertemukanmu dengan dia atas kehendak-Nya.

Mas, bila belum juga surat ini berjeda namun Matahari 1 Syawal keburu menelisik ujung pagi. Sempatkan untuk menyentuh embun walau sekedar untuk membesahi kening. Pertanda semangatmu telah merekah kembali.

Kita hanya manusia biasa, Mas. Ujian dan cobaan dihadirkan sebagai penguat iman kita, jadi tak perlu kau larut dalam sedih. Tak baik buat perjalanan penuh derita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun