Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gunung-gunung Itu Tidak Diam

13 Desember 2018   11:50 Diperbarui: 13 Desember 2018   11:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.astroawani.com/foto-dunia/indonesias-mount-sinabung-erupts-764

tidakkah engkau menyadari bahwa  gunung-gunung itu sebagai pasak, yang akarnya menghunjam dalam tanah dan  melindungimu dari guncangan isi bumi
kenapa engkau terus menyombongkan diri, seakan Dia tak melihatmu, setelah bencana demi bencana tak juga mengguncangkan hatimu
tak tahukah, kau! Bahwa gunung tak pernah diam, melihat dadamu yang selalu membusung karena kecongkaanmu
merasa engkau lebih dengan secuil ilmumu, dengan seonggok hartamu, dengan setetes imanmu, bukanlah itu tak lebih hanya karena cinta kasih-Nya padamu, hanya penguji bagimu

Lihatlah Merapi, lihatlah Kelud, lihatlah Gamalama, lihatlah Sinabung, dan lihatlah Gunung Agung yang erupsi silih berganti
tidakkah itu menjadi pelajaran bagimu, bahwa kerusakan yang kau lakukan pada bumi, adalah mengingkaran karunia Illahi
dengan berita hoax kesana-kemari, yang sering membuat luka pada bumi, pada semesta yang fana ini
gemuruh Sinabung yang tak henti- henti, kenapa tak menyurutkan prasangkamu pada Al Malik
dia yang telah bermurah hati menyelamatkanmu dari semburan awan panas, namun tetap juga kau mengingkari
seakan lupa bahwa kelokan-kelokan sungai yang indah itu adalah keseimbangan bumi, yang bisa mengalirkan air, darah, nanah dan juga susu , kapan pun Dia menghendaki
hadapkan wajahmu, buka matamu, dengar... dengarkan suara rerimbun hatimu yang tertiup Sang Angin
dari sana tumbuh pepohonan, yang bebas kamu nikmati, kamu reboisasi,  bahkan kamu perdayakan
seolah engkaulah penguasanya, engkaulah penciptanya, dan engkau pula perusaknya

Sadarlah, sadarlah tuan, engkau sedang diuji

Mulai hari ini, berprasangka baiklah, pada gunung yang erupsi, pada gempa bumi, pada likuifaksi dan banjir disana-sini
seperti prasangkamu pada bumi, bulan, bintang dan juga matahari

Bahwa bumi ada yang menciptakan, menguasai dan memelihara
Dekati Dia, bermohon ampunlah Pada-Nya.

Kudus, 13 Desember 2018


Salam hangat selalu, 

Dinda Pertiwi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun