Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

12-12, Antara Butuh dan Mumpung

11 Desember 2018   21:48 Diperbarui: 13 Desember 2018   11:13 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mail.google.com/mail/u/0/#inbox/FMfcgxvzMBqJHPqLXhvVMMWBHrFKThQV

Hampir 2 hari ini, setiap buka gadget dengan maksud tertentu, misalnya  mau nulis, mau buka facebook, IG, atau membaca tulisan teman-teman di Kompasiana, semua serba kabur. Karena pada akhirnya  tawaran 12-12 di setiap olshop ,  E-Commerce dan  marketplace lebih banyak menyita perhatian, daripada meneruskan kegiatan online yang lain. Siapa coba yang tidak tertarik untuk membuka penawaran  diskon 12-12 yang terkesan jor-joran.

Mulai dari hp, barang elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian , sepatu, kosmetik...duuuh semua menarik diskonnya. Hingga tak terasa waktu seharian habis untuk berkutat memilih barang dari olshop satu ke yang lain.

Dan akhirnya....barang di whislist menumpuk.  Masih ada waktu sehari buat nentukan barang yang mana saja yang jadi diambil. Tapi kok rasa-rasanya... semua  butuh yaa, mosok sih mau disingkirin, barang yang  udah dipilih,  dibanding-bandingin seharian looh. Sayang kan!

Walau kalau dipikir-pikir  sih,  nggak butuh-butuh amat kan, masih ada barang serupa di rumah yang masih bisa dipakai, iya kan !! Tapi ...! mumpung discount gitu looh. Kan bisa disimpen dulu buat besok-besok kalau butuh. Kan jatuhnya lebih irit, daripada belinya pas butuh, tapi gak ada discount. Tapi kan, warna itu belum punya...duuh gimana sih. Tapi..tapi....

Pemikiran semacam itu, tentu bukan aku saja, pasti kalian-kalian ada juga yang begitu kan ?

Terus bagaimana kita menyikapi hal ini, menyikapi discount gila-gilaan 12-12.

Tentu banyak hal yang patut kita pertimbangkan, bila kita hendak membeli suatu barang, apalagi bila barang tersebut bukan barang pokok , yang harus ada dan sangat kita butuhkan. Karena tanpa barang itu, toh kita masih tetap bisa hidup, dan melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti biasanya.

Pertama, tentu kita harus memperhatikan stock budget kita untuk bulan ini, atau kalau itu barang yang bisa bertahan lama, atau kebutuhan jangka panjang, kita bisa memakai anggaran tahunan yang masih tersisa. Karena kebetulan discount 12-12 terjadi di bulan Desember. Jangan sampai karena tergiurnya kita dengan discount 12-12 kita pergunakan anggaran lain, yang sedah kita sisihkan tiap bulannya. 

Misalnya , anggaran untuk kesehatan, anggaran untuk biaya pendidikan anak-anak, anggaran liburan, anggaran untuk berbagi dan lain sebagaianya. Sesuaikan kebutuhan kita dengan anggaran yang ada, jangan sampai besar pasak daripada tiang.  Walaupun biasanya seller menyediakan fasilitas kredit, baik melalui kartu kredit, maupun lembaga keungan sebagai kreditor. Kita tetap harus, memperhitungkan cicilan tiap bulannya, memberatkan nggak, kita harus mencicil selama beberapa bulan dengan jumlah segitu .

Kalau menurut saya sih,  buat apa berhutang barang yang tak begitu- begitu amat kita perlukan. Takutnya membuat kita terbiasa membuka hutang, yang lama-lama bisa melilit kita  dalam riba.

Kedua, adalah prioritas. Urutkan prioritas kebutuhan kita saat, apakah barang-barang tersebut benar-benar kita butuhkan, atau hanya sekedar menambah koleksi mumpung discount. Kalau anggaran kita berlebih sih, monggo-monggo saja diborong semua, tapi kalau tidak. Urutakan barang yang sudah kita pilih berdasarkan prioritas kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun