Keluar dari penjara kamu sempatkan datang lagi ke Semarang, kota tempat kita kuliah. Setelah itu kamu pulang ke orangtuanya di Jakarta, bekerja dan menikah dengan kerabat dari ibumu. Menurut kamu, saat keluar dari penjara kamu sempat datang ke Semarang untuk mencariku, namun sayang aku juga sudah tidak berada di kota itu lagi. Jadi kamu tidak menemukan informasi apa-apa tentang aku, sama seperti aku yang juga tak menemukan informasi apa-apa tentang kamu
*****.
“Aku sekarang duda Bill, istriku meninggal saat melahirkan si bungsu…” begitu katamu, saat kau melihat foto-fotoku bersama anak-anakku.
“Mana suamimu, kok semua foto-fotomu tak nampak ada suamimu?” pertanyaan yang malas aku jawab.
Walaupun sudah sering inbox di FB tetapi aku memang tidak suka menceritakan tentang keadaan keluargaku. Sampai saat kamu menceriterakan soal anak-anak dan istrimu yang telah wafat. Aku terenyuh juga melihat perjuanganmu membesarkan anak-anak yang masih kecil-kecil tanpa bantuan seorang istri. Untunglah anak-anakmu sekarang sudah dewasa semua, hanya tinggal si bungsu yang masih duduk di bangku SMA katamu.
“ Jadi kamu ….” Kata-katamu kupotong sebelum kamu melanjutkannya.
“ Iya…aku janda..”
Lalu kami tertawa bersama, saling berbalas stiker yang lucu-lucu.
Sebenarnya benih-benih cinta dan rinduku pada kamu sudah mulai tumbuh kembali, seiring berjalannya waktu walaupun kami belum sempat bertemu darat , hanya lewat medsos saja.
Sampai saat menjelang pilkada ini dimulai .Entah sudah jiwamu atau memang apa ya….! Postingan kamu tiap hari hanya soal jagoanmu saja, soal calon gubernurmu yang kamu sanjung-sanjungnya setinggi langit itu. Dan mengolok-olok lawan jagoanmu seolah-olah kamu pernah menjadi teman dan sahabatnya sehingga kamu tahu semua aib dan kekurangannya.
Lama-lama aku jenggah juga! Bukannya apa, tapi aku ingin menikmati masa tua dengan tenang, malas rasanya memikirkan hiruk pikuk perpolitikan yang runyam saat ini.