“ Apa Bos sudah cek semua laporan-laporan Pak Sofian selama ini selama Pak Sofian jadi orang kepercayaan Bos Damang, harusnya Bos cek satu-satu looh, mumpung Pak Sofian masih disini, jujur saja Bos saya kok…gak begitu percaya, lihat saja 2 tahunan ini Pak Sofian cepat sekali menjadi kaya, bahkan sekarang aja sudah mau bikin usaha untuk nyaingi Bos..!”
“ Pak Mikun, atas dasar apa Pak Mikun bisa berkata seperti itu !, Pak Mikun berani mempertanggung-jawabkan pernyataan Pak Mikun tadi, besok Pak Mikun jangan pulang dulu, ikuti saya untuk investigasi audit kekayaan Mas Sofian, kalau memang ada penyelewengan harus segera ditindak !, tapi kalau ternyata hanya fitnah belaka silahkan nanti berhadapan dengan saya !”
“ Oh…begitu ya Bos, tapi saya besok harus kembali ke Balangan Bos, ada janji dengan nasabah besar Bos, tidak bisa bos…tidak bisa “ elak Mikun takut sendiri.
“ Biar saya telpon Pak Sriono yang akan menangani kasus dengan nasabah itu, Pak Mikun harus disini dulu mempertanggung-jawabkan omongannya lebih dahulu, paham Pak Mikun ?”
“ Tidak bisa Bos…kemarin saya yang sudah berjanji sendiri sama nasabahnya , saya sendiri yang akan menanganinya, dia tidak mau diwakilkan, nanti sayang kalau nasabahnya kabur !”
“ Ini perintah dari saya Pak Mikun, mohon Pak Mikun jangan membuat alasan macam-macam, biar urusan nasabah ada yang menangani sendiri !” kata Bos Damang dengan nada agak tinggi.
“ Iya Bos,” jawab Mikun dengan terunduk sehingga suaranya hampir tak terdengar.
“ Baiklah, besok pagi-pagi saya tunggu di kantor KSP Tabalong, kita mulai pagipagi menelusuri dgaan Pak Mikun, gimana Pak Mikun siap..?”
Mikun hanya menjawab dengan mengangguk lemah, Mikun mulai merasa dia sudah terjebak dengan permainan yang dimulainya sendiri. Mikun pula yang akan menanggung akibatnya bila ternyata dugaannya itu salah. Dia tahu kalau Sofian orangnya sangat jujur jadi gak bisa mencari-cari alasan dengan menuding Sofian macam-macam. Dia tahu pula resiko yang akan dihadapi bila ia ketahuan telah berbohong, Bos Damang pasti tidak akan main-main dalam menjatuhkan sangsi.