Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC ] Mendulang Asa di Bumi Borneo /4/

22 Maret 2016   21:28 Diperbarui: 23 Maret 2016   13:10 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Sudah sebulan Dwi tidak pernah kesini lagi Bu, coba cari di rumah Mamat belakang pasar Bu..”

Imoeng pun segera meluncur ke tempat yang ditunjuk oleh pemilik bengkel tersebut.

“ Dwi tidak disini Bu…coba cari ke rumah Karmin “ jelas teman Dwi itu sambil menjelaskan di mana rumah Karmin.

Ketika akhirnya Imoeng menemukan rumah Karmin, orang yang bersangkutan juga tak mengetahui keberadaan Dwi sekarang.

Sampai malam tiba Imoeng belum menemukan keberadaan anaknya. Tetapi dia tak mau menyerah, esok paginya Imoeng kembali mencari keberadaan Dwi dengan bertanya kesana kemari sekiranya tahu keberaan Dwi.

Ketika naik angkutan umum, Imoeng bercerita kepada sesame penumpang kalau dia sedang mencari keberaan anaknya, Dwi.

“ Anaknya kurus, agak tinggi, berambut lurus, ada tahi lalat di dagunya, nama Dwi coba Mas Mbak kalau ada yang pernah melihat anak saya ini “

Tiba-tiba sopir angkutan yang dinaikinya setelah melihat foto Dwi yang diperlihatkan oleh Imoeng, berkata.

“ Namanya siapa Buk…kok seperti wajah kernet saya yang baru seminggu ini ikut saya, tapi sekarang anaknya gak masuk makanya saya sendirian tidak berkernet hari ini “

“ Namanya Dwi, Mas…coba perhatikan foto ini, apa benar ini wajah kernetmu yang gak masuk hari ini,”

“ Iya …betul  Buk…sekarang anaknya sedang gak enak badan di rumah Gareng, Bu..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun