Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC ] Mendulang Asa di Bumi Borneo /4/

22 Maret 2016   21:28 Diperbarui: 23 Maret 2016   13:10 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Gak apa-apa, sudah kamu saya antar di Mess ya …mobil saya bawa “

“ Oke Boss “ , tanpa banyak bertanya Sofian mengiyakan kemauan bossnya.

Yang agak membuat Sofian agak risih ternyata Boss Damang tidak sendiri tadi di Bandara, dia ditemani wanita paruh baya yang Sofian tahu itu bukan istri Boss. Tapi seorang wanita Banjar, entah siapa Sofian malas berpikir. ‘ Ah…itu bukan urusan saya..’ begitu pikir Sofian.

Tetapi sesama laki-laki tahulah, apa maksud bossnya itu. Kalau biasanya Boss Damang ke Kalimantan dua minggu sekali hanya beberapa hari saja, sekarang lebih sering datang karena ternyata Boss Damang ada wanita simpanan di Kalimantan. Seorang wanita berusia 30 tahunan yang dandanannya agak norak, begitulah, khas acil-acil yang suka menggoda pria-pria berduit. Apalagi Bos Damang tidak pernah datang bersama istrinya, bagaimana tidak menarik perhatian acil-acil pemburu harta itu.

“ Tinggal dimana Cil ?” iseng Sofian bertanya pada wanita yang sering bersama bossnya itu, ketika mengantar boss Damang ke bandara untuk pulang ke Jawa.

“ Sini aja..di Banjar..”

“ Oh..asal dari daerah mana Cil..?”

“ Ulun dari Kandangan ..” Acil itu menyebut suatu tempat di daearah Hulu Sungai Selatan Kalsel.

“ Oh...dapat apa Pian dari Boss “

“ Ada..ae..”

“ Ha..ha..ha..kasianlah istri Boss kalau tahu..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun