[caption id="attachment_320911" align="alignnone" width="300" caption="Jenang Kudus aneka rasa pilihan. sekartaji.files"][/caption]
Jenang Kudus merupakan oleh-oleh khas Kudus Jawa Tengah yang terbuat dari tepung beras ketan, santan kelapa dan gulaJawa. Walaupun sekarang sudah dibuat dengan aneka rasa seperti Durian, Jahe, Wijen, Susu, Strowbery dan lain sebagainya, namunJenang Kudus tetap mempertahankan keaslian warna coklatnya dengan gula Jawa.
Makanan tradisionalini dibuat dan diproses secara tradisional oleh banyak orang atau sekitar 10 sampai15 orang secarabersama-sama. Ada bagian yang mengupas dan memarut kelapa serta membuatnya santan, ada yang bertugas mengaduk adonan selama 4 jam berturut-turut di atas tungku api kayu dengan menggunakan wajan besar atau yang biasa disebut dengan kawah. Ada yang bertugas menggunting dan mengemas dalam plastic transparan sebelum di masukkan kedalam kotak kemasan. Kecuali beberapaPerusahaan Jenang besar yang sudah menggunakan cara modern denganmesin. Seperti PTMubarokfood Cipta Delicia(MCD).
[caption id="attachment_320926" align="alignnone" width="300" caption="proses pembuatan jenang dengan api kayu bakar. mobarok.com"]
[caption id="attachment_320914" align="alignnone" width="300" caption="Jenang Sinar Tiga Tiga produksi MCD. mubarok.com"]
Rasa kenyal dan manis Jenang Kudus hampir sama dengan Dodol Garut, namun Jenang Kudus mempunyai cirri khas tersendiri dalam cita rasanya karena keaslian bahan-bahan serta cara pengolahannya,dengan menggunakan Wajan besar atau Kawah lapis baja serta diaduk dengan menggunakan kayu yang menyerupai dayung,selama 4 jam berturut-turut di atas tungku api kayu bakar . Cara ini pula yang digunakan para leluhur mereka pada jaman dahulu kala.
[caption id="attachment_320921" align="alignnone" width="300" caption="Proses pembuatan Jenang. patiekspres.com"]
Jenang Kudus bisadidapatkan di seluruh penjuru kota di toko yang menjual oleh-oleh, namun belum afdol rasanya bila kita belum mengunjungi desa yang merupakan sentra produksi Jenang Kudus.Desa Kaliputu yang terletak sekitar 2 Kilometer dari alun-alun Simpang Tujuh Kudus ke arah utara atau ke arah Gunung Muria. Desa Kaliputu merupakan cikal bakal produsen Jenang Kudus, sampai sekarang ada sekitar 48 produsen Jenang Kudus dalam skala besar maupunkecil.Jenang Kudus merupakan ekonomi unggulan warga desa Kaliputu, sehingga sepanjang Jalan Sunan Muria dan Jalan Sosrokartono Kudus berderet-deret toko-toko Jenang . Seperti Toko Jenang SinarTiga-Tiga di jalanSunanMuria 33 Kudus, Jenang Karomah, Jenang Menara, Jenang Rizona,Jenang Barokah, Jenang Murni dan Jenang Abadi serta masih banyak produsen Jenang lain yang berjejal masuk di gang-gang. Setiap industri jenangmenyerap sekitar 15 sampai 40 tenagakerja, atau setidaknya ada 960 warga desa Kaliputu yang bekerja di sektorjenang.
Selain diproduksi di desa Kaliputu ada beberapa perusahaan Jenang lain di luar Kaliputu, seperti Jenang Muncul di Jalan Ramelan, Jenang Asia-Aminah di Jalan Jend. Sudirman, dan Jenang Kenia di desaSunggingan, namun cikal bakal mereka tetap berada di desa Kaliputu.
Mitos Jenang Kudus
Mitos atau cerita lisan yang dituturkan dari generasi ke generasi tentang Jenang Kudus adalah sebagai berikut :
Mbah Dempok Sopoyono yang merupakan cikal-bakal desa Kaliputu ( sampai sekarang makamnya dikeramatkan warga desa Kaliputu ) dan cucunya sedang bermain burungdara di tepi sungai Gelis yang berada di wilayah Kaliputu, tiba-tiba cucu Mbah Dempok tercebur dan hanyut terbawa air Kali Gelis, setelah bisa diselamatkan dan dibawa ke darat ternyata cucu MbahDempok dinyatakan meninggal oleh Sunan Kudus ( salah satu dari Wali Sanga ). Namun oleh murid Sunan Kudusyang bernama Syech Jangkung atau disebut juga Saridin menyatakan bahwa cucu Mbah Dempok hanya pingsan atau mati suri karena diganggu Banaspati . Banaspati yaitu setan yang berada di sungai dan berambut api.
Untuk membangunkannya ,Syech Jangkung meminta ibu-ibu warga desaKaliputu untuk membuatkan jenang bubur dari gamping (kapur yang digunakan sebagai bahan bangunan tembok) . Dan berkat jenang bubur gamping inilah cucu Mbah Dempok hidup kembali, dan terbebas dari gangguanBanaspati. SehinggaSunan Kudus bersabda : “ Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe soko Jenang”.Yang artinya kurang lebih “Di masa depan jika telah ada keramainan jaman , orang Kaliputu mempunyai sumber kehidupan dari jenang “.
Sampai sekarang orang desa Kaliputu kebanyakan mempunyai mata pencaharian di sektor jenang. Mulai dari pengusaha jenang, buruh pabrik jenang, sampai ibu-ibu mengerjakan pengemasan jenang di rumah masing-masing.
Tebokan atau Pawai Jenang
[caption id="attachment_320922" align="alignnone" width="300" caption="Pawai Tebokan Desa Kaliputu. sumber gambar : kecamatan kota Kudus"]
Sebagai wujud syukur atas berkah yang diterima warga desa Kaliputu dari hasil memproduksi Jenang, maka dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriah atau 1 Syura, warga desa Kaliputu mengadakan Kirab Tebokan.Tebok atau tampah berisi Jenang dibentuk menjadi Gunungan, miniatur Menara Kudus, Masjid, dan miniatur rumah adat Kudus atau Gebyok.
Dalam kirab tersebut ada sekitar 400 tebok jenang dan jajan pasar yang dibawa oleh warga tua, muda, maupun anak-anak dengan menggunakan pakaian adat Kudus dan pakaian santri.
Rombongan berikutnya merupakan rombonganyang memvisualisasikan proses pembuatan jenang. Dengan membawa: linggis sebagai pengupas kelapa, dayung pengaduk jenang, kawah atau wajan besar, ember, parut, kelapa, gula Jawa dan sebagainya yang biasa digunakan dalam proses pembuatan jenang.
Rombongan di belakangnya merupakan tokoh-tokoh yang muncul dalam mitos Jenang Kudus , seperti MbahDempok, cucu MbahDempok Sopoyono, Sunan Kudus, Syech Jangkung atau Saridin dan Banaspati setan yang berambutapi.
Diiringi oleh Rombangan Marching Band dan Group Rebana desa Kaliputu serta para siswa dan anak-anak warga desa Kaliputu.
[caption id="attachment_320923" align="alignnone" width="300" caption="Pawai Tebokan Kaliputu Kudus. sumber gambar : kecamatan kota Kudus"]
[caption id="attachment_320924" align="alignnone" width="300" caption="Tebokan Jenang Kaliputu. sumber gambar: tribunnews.com"]