Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bahasa Ngeblog Ternyata Lebih Susah

12 Oktober 2020   15:22 Diperbarui: 12 Oktober 2020   17:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi:www.pixabay.com

Termasuk  untuk menulis daftar pustakapun ada kaidah-kaidah yang harus diperhatikan. Cara mengutip karya orang lain, supaya tidak disebut plagiat, harus memperhatikan aturan main yang ada, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), pola kalimat Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan (SPOK).

Menulis karya ilmiah sangat berbeda dengan menulis blogger, yang spontan, langsung apa yang terbersit dalam pikiran ditulis. Tidak pernah ada koreksi dari segi kebahasaan, tetapi tidak dapat mengatakan sebagai ancaman rusaknya Bahasa Indonesia, mengingat tidak mempunyai kompetensi bidang itu. Pastinya yang berkompeten adalah para ahli Bahasa Indonesia, minimum yang memiliki ilmu Bahasa Indonesia.

Sedang untuk artikel para Kompasianer saya tidak bisa mengatakan tidak sesuai kaidah dan jauh dari ideal. Kenyataannya, banyak artikel di Kompasiana yang runtut dan mudah dipahami dengan bahasa ilmiah populer. Diakui para milenial menulis dengan bahasa ngeblog lebih mudah, tetapi  bagi yang tidak terbiasa menulis tetap mengalami kesulitan. Mengapa ?. Tidak terbiasa menuliskan narasi yang komunikatif dan dialogis.

Sebaliknya tulisan ilmiah populer bagi milenial kurang "membumi". Berbeda dengan ngeblog lebih mendekatkan penulis dengan pembaca. Jujur saya mengakui bahasa ngeblog itu lebih sulit, buktinya tidak pernah menjadi juara "blog competition", karena kalah bersaing dengan anak-anak milenial yang jago menulis blog. Pastinya bahasa ngeblog lebih diterima para generasi milenial daripada ilmiah populer. Sampai hari ini saya masih belajar menulis ala ngeblog, walau belum berhasil. Harus tetap semangat belajar menulis blog ternyata lebih sulit.

Yogyakarta, 12 September 2020 Pukul 13.18

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun