Perpustakaan modern berbasis teknologi informasi, peningkatan koleksi cetak dan digital sesuai keilmuan, jurnal elektronik, fasilitas, inovasi manajemen, kualitas layanan prima yang humanis, menyenangkan, dan kompetensi SDM perpustakaan menjadi kesatuan utuh.
Bila kondisi ini terpenuhi, maka impian digilib cafe di kampus bukan hal yang mustahil diwujudkan. Membangun digilib cafe di dalam kampus kenapa tidak ?. Mahasiswa menikmati hidangan ala cafe di dalam kampus sembari belajar, diskusi kelompok, mengerjakan tugas kuliah, berselancar menelusur informasi dari buku cetak, digital, jurnal, hasil penelitian, untuk bahan referensinya.
Digilib cafe di kampus sebagai pengejewantahan university atau fakulty 4.0 sebagai tempat belajar kekinian yang menjadi kebutuhan mahasiswa. Di Yogyakarta pada 2015 pernah seorang pustakawan senior mendapat tugas sekaligus tantangan dari pimpinan fakultas untuk membuat konsep, gagasan, tulisan tentang pengembangan perpustakaan modern dan digital, yang hanya diberi waktu seminggu.
Sebagai seorang pustakawan mempunyai tanggung jawab moral untuk menerima tugas dan tantangan itu dan selesai tepat waktu karena segera dikirim kepada stakeholder.Â
Dalam konsep itu digagas agar perpustakaan bukan lagi sebagai perpustakaan dengan segara atribut negatif, tetapi menjadi positif dan menyenangkan. Diantaranya ada bank, ATM, stasionary, ruang publik, ruang diskusi, ruang belajar (kelompok dan/atau mandiri), juga perlu ada cafe untuk memenuhi tuntutan jasmani.
Mengurangi koleksi cetak, memperbanyak koleksi digital, e-books, e-journals, ada ruangan audiovisual, mini home theater, mahasiswa bebas memanfaatkan komputer, laptop, printer, TV layar lebar, akses internet cepat, gratis. Pustakawan yang melayani mempunyai kompetensi intelektual, sosial, dan emosional, spiritual, yang ramah, sopan santun, energik dan altruism (membantu dengan tulus ikhlas tanpa pamrih).
Kalaupun saat ini digilib cafe dan digilib library telah dilakukan soft lounching dan pernah disambangi orang nomor satu dinegeri ini tanpa melibatkan pustakawan senior yang membuat konsep, biarlah itu menjadi pemikiran kecil yang disumbangkan untuk almamater dan tempat terakhir pengabdian.
Tragisnya ada "kekonyolan" pustakawan lain yang mengakui semua itu adalah idenya. Padahal saat pustakawan senior tahun 2015 mendapat tugas dari pimpinan, tidak ada satu kata pun yang terucap dan tertulis ketika dimintai untuk memberikan masukannya.Â
Yogyakarta, 24 September 2019 Pukul 21.30