Di ruangan perpustakaan sekolah swasta itu riuh rendah oleh murid-murid SD usai pelajaran, yang belum dijemput orang tuanya. Maklum sekolah swasta favorit, kebanyakan muridnya sudah mengenal perpustakaan dan senang melihat buku bacaan dengan gambar yang menarik perhatian.Â
Secara tertib mereka melepas sepatu dan duduk lesehan, dilayani dua (2) pustakawan perempuan yang ramah, murah senyum, akrab, dan menyenangkan. Dari raut wajahnya terpancar pustakawan itu bekerja sesuai "passion" dan ilmu perpustakaan dan informasi yang dimiliki. Tidak heran bila salah satu dari pustakawan pernah meraih predikat sebagai pustakawan berprestasi tingkat propinsi.
Kenapa murid-murid SD kelas satu sudah mulai mengenal perpustakaan dan senang berkunjung ke perpustakaan ?. Hal ini karena lingkungan sosial khususnya orang tua (ibu dan bapak) telah mengenalkan buku sejak dini.Â
Walaupun di TK tidak boleh ada pelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung), bukan berarti anak di rumah tidak dikenalkan dengan huruf dan angka. Tugas orang tua terutama ibu yang menjadi madrasah pertama dan utama untuk anak-anaknya. Sesibuk apapun pekerjaan ibu, meluangkan waktu untuk mengenalkan membaca buku, mengunjungi pameran buku, toko buku, dan perpustakaan umum.
Kebiasaan membaca yang dimulai sejak dini dapat terbawa terus sampai masuk sekolah, kuliah di perguruan tinggi, dewasa dan membina keluarga baru.Â
Membiasakan memberi hadiah buku pada momen tertentu (ulang tahun, naik kelas, mendapat prestasi) lebih bijaksana daripada benda lain. Bagaimanapun anak batita dan balita ibaratnya lembaran kertas yang masih putih, bersih, orang tualah yang menentukan dan membentuk mozaik menarik, menyenangkan dan memberi warna dalam kehidupan ke depannya.
Judul tulisan itu untuk mengingatkan bahwa tanggal 14 September sebagai Hari Kunjung Perpustakaan dan bulan September ditetapkan sebagai Bulan Gemar Membaca, sejak tahun 1995 oleh Presiden Soeharto. Tujuannya agar membiasakan berkunjung ke perpustakaan dan membaca untuk memenuhi kebutuhan rasa penasaran.Â
Hal ini sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai pusat informasi, pendidikan, penelitian, pelestarian, penyimpanan khasanah budaya, dan rekreasi dengan mendapatkan pengetahuan
Perpustakaan Nasional RI, sebagai pembina semua perpustakaan di Indonesia mulai tanggal 5 -- 22 September 2019 mengadakan Expo Pembangunan bidang Perpustakaan, Festival Cerita Nusantara dan Dunia, Pekan Literasi, Workshop, Talkshow, Seminar. Â Tempat acara di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional RI Jln. Medan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat. Para peserta yang berminat mengikuti acara tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Â
Momen ini sangat tepat, seiring dengan tema Kemerdekaan RI ke-74:"SDM Unggul Indonesia Maju". SDM Unggul salah satunya dapat diraih dengan gemar membaca yang memberdayakan perpustakaan. Di era digital ini berkunjung ke perpustakaan dapat dilakukan setiap saat, tidak terbatas oleh waktu, tempat, birokrasi, dan lintas batas institusi, kabupaten/kota, propinsi, negara.Â
Jadi tidak ada alasan tidak sempat berkunjung ke perpustakaan, setiap saat dapat dilakukan karena tinggal membuka smartphone yang selalu dalam genggaman tangan. Masalahnya, tinggal kemauan untuk melakukan atau tidak. Hal ini lagi-lagi tergantung pada niat dan kebiasaan yang sudah dilakukan sejak dini untuk membaca informasi yang berisi pengetahuan bermanfaat, bukan berita hoaks yang dapat "meracuni" pola pikirnya.