Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kompasiana Mengajari "Generasi Old" Pede Tanpa Dompet

10 Desember 2018   13:26 Diperbarui: 10 Desember 2018   13:44 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat terbukti telah mampu merubah sikap, perilaku, tindakan dan ucapan setiap orang khususnya generasi milenial (generasi now). Generasi ini juga sering disebut generasi gadget, karena memiliki ketergantungan sangat tinggi dengan gadget dalam kehidupannya, sehingga "mati gaya" ketika tertinggal di rumah. 

Pasti lebih rela terlambat kuliah, kerja untuk mengambilnya daripada ketinggalan informasi hari ini. Hidupnya nyaris 24 jam bersentuhan dengan gadget, yang tidak dapat terlepas dari genggam tangannya. Tanpa gadget di genggaman tangan seolah tidak bisa berbuat banyak, karena semua informasi ada dalam gadget.   

Kondisi ini berbeda dengan generasi "old", yang kebanyakan lebih bingung bila ketinggalan dompet di rumah (biasanya ibu-ibu ganti tas), dapat "mati kutu", karena tidak dapat berbuat banyak semua rencana tertunda. Ketinggalan gadget masih bisa ditolerir bagi generasi "old", paling pesan di Whashapp berjumlah ratusan yang belum terbaca dan panggilan tidak terjawab. 

Ketinggalan informasi memang diakui, namun ketinggalan dompet lebih tersiksa, tidak tenang, tidak enak, karena uang tunai, kartu identitas, ATM, bahkan kuitansi tersimpan dalam dompet. Bagi generasi "old", dompet identik dengan uang tunai, dan jarang yang mempunyai kartu kredit, "takut" tidak bisa membayar saat jatuh tempo.  

Namun di era big data, "cloud computing", digital, semuanya menjadi mudah dengan smartphone yang sudah dilengkapai berbagai fitur semakin memanjakan siapapun untuk komunikasi, bermedia sosial, mengurusi kantor, dan menjadi dompet elektronik. Kok bisa ?. Sangat bisa dan memudahkan transaksi karena uang tunai sudah tersimpan di handphone. 

Di dalam handphone semua transaksi melalui "BCA Mobile", dan "Sakuku", "dibikin simpel", dengan  "QR kode", yang memberi kemudahan khususnya untuk generasi "now". Bagi generasi "old", memang perlu untuk menyesuaikan diri mengikuti perubahan, kalaupun masih memanfaatkan cara kerja konvensional pasti tertinggal, atau ditinggal oleh komunitasnya yang kebanyakan generasi "now". Pilihannya hanya merubah dan mengikuti, supaya tidak ditinggalkan dan dipinggirkan.

Kemudahan di "BCA Mobile" dapat melakukan semua transaksi perbankan seperti transfer, tarik tunai, pembayaran (pembelian, tagihan) setiap saat, tidak terbatas pada jam buka kantor, selama 24 jam, tanpa harus datang ke bank, asal ada jaringan internet. Sangat mudah, praktis, cepat (bebas antri), tepat, aman, dan langsung sampai tujuan. Artinya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat untuk mempermudah transaksi di perbankan. 

Untuk membeli e-tiket pesawat, KA, memesan hotel, makanan, kendaraan transportasi (sepeda motor dan mobil) tinggal pencet keybord handphone. Tidak perlu ragu untuk masuk bandara dengan tiket dan bukti ceck in elektronik, tinggal membuka handphone, ditunjukkan petugas. Mencetak tiket KA di stasiun  menunjukkan HP yang sudah ada QR kode dengan menempelkan pada card reader, di depan petugas keluarlah tiketnya, sekalian di cek.

Bagi generasi "old", biasanya gagap teknologi (gaptek), kebetulan yang menjadi anggota Kompasianer,  secara tidak langsung mendapat pengarahan, panduan, pelajaran untuk menerima kiriman pembayaran melalui "e-cash". Bagi yang belum mempunyai aplikasi e-cach harus segera mendaftar. 

Tujuannya e-cash ini seperti menyimpan uang tunai di dalam handphone, dipastikan nomor rekening aalah nomor handphone. Untuk keamanan pemilik e-cash harus menggunakan nomor PIN ketika masuk e-cash. Waktu itu ada program K-Reward bagi para Kompasianer, harus mempunyai "e-cash" bank. Alasannya, hadiah berupa uang hanya akan dikirimkan melalui "e-cash" BCA, atau "e-cash bank masing-masing. 

Kondisi ini memaksa para Kompasianer generasi "old"suka tidak suka, mau tidak mau, dan harus mau untuk mengisi data, atau ke bank agar mempunyai aplikasi e-cash di handphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun