Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendengar Cerita Haji 2018

9 September 2018   09:58 Diperbarui: 9 September 2018   14:37 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.cnnindonesia.com

Dalam kondisi begini memberi penjelasan kepada orang tua yang sudah tidak paham tetapi "ngeyel" , perlu jurus komunikasi yang tepat. Kalaupun sudah diberi tahu oleh sesama teman dalam rombongan tidak digubris, sesuka sendiri dan tidak paham cara mengemas barang bawaan, pasti di bandara jadi masalah dan akhirnya harus ditinggalkan. Sungguh cerita aneh, lucu, memprihatinkan, menyedihkan pengalaman berhaji dengan orang-orang yang mempunyai karakter berbeda-beda.

Selain itu ada jamaah yang risti dan tidak didampingai dari anggota terdekat (suami,istri, anak, mantu, cucu). Walau berbuat baik memberi pertolongan dengan sesama jamaah mendapat pahala berlipat lipat, untuk mendorong kursi roda hal yang biasa. Menjadi luar biasa bila ada jamaah masih belia menjadi tumpuhan jamaah yang tidak mandiri, sehingga harus mengendong setiap kali naik dan turun di bis, pesawat. Bukan sekedar menyuapi, sampai urusan yang berkaitan dengan kebersihan tubuhnya, selama 40 hari. Sungguh perbuatan mulia yang tidak semua orang ikhlas, rela, dan bersedia melakukannya.

Hal-hal lain cerita seputar haji 2018 menurut versi yang mengalami, merasakan pada prinsipnya janji Menag untuk meningkatkan pelayanan jamaah haji sudah mulai dirasakan oleh para jamaah Indonesia. Bukan saja soal transportasi, namun katering yang rasanya "mendekati" cita rasa masakan Indonesia. Intinya rasanya enak dan enak sekali, nikmat dan nikmat sekali, walau ada jamaah yang tidak mau makan masakan katering, tetap disediakan sereal, susu dan roti. Lagi-lagi ini masalah budaya dan kebiasaan lidah, bagi orang tua menu makanan ini pasti tidak biasa di lidah.

Untuk perlengkapan jamaah, seperti obat-obatan standar, pelembab kulit, payung, topi, kaca mata, masker, alat penyemprot air yang multi fungsi sebagai tempat minum juga dibagikan ketika masih di Indonesia. Artinya dengan membayar ONH sebesar Rp 36 juta, dengan penginapan selama 40 hari, bis, pesawat sangat sebanding. 

Kalaupun masih ada sedikit yang masih kurang disana-sini dalam memberi pelayanan dan mengorganisasi jamaah 210.000 jamaah denga karakter yang bervariasi, adalah hal biasa. 

Janji Menag telah dilaksanakan dengan meningkatkan pelayanan, dan memberi informasi yang up todate melalui "informasi pintar", sehingga diketahui menu katering hari ini. Namun masih ada PR besar untuk terus memperpendek daftar tunggu bagi para calon jamaah haji, sehingga kembali normal, tahun ini daftar haji tahun ini berangkat. Semoga

Yogyakarta, 9 September 2018 Pukul 09.55

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun