Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prestasi Pustakawan Indonesia Luput dari Liputan Media Massa

6 Mei 2018   08:01 Diperbarui: 7 Mei 2018   06:59 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Personal branding" sebagai proses memasarkan diri dan karier melalui citra yang dibentuk untuk khalayak umum, dimana citra tersebut dipresentasikan melalui media sosial, blog, situs web pribadi. Artinya pustakawan agar dikenal harus memperkenalkan diri dan profesinya dengan cItra/jati diri yang dibangun secara positif. Bagaimana pustakawan berinteraksi, bersosialisasi, berkomunikasi dengan konsumen (masyarakat), tutur kata, etika, sopan santun, perilaku, dalam menghadapi konsumen ketika memberi pelayanan. Kesan positif yang diperoleh dari pustakawan ketika berinteraksi inilah sebagai modal utama membentuk "personal branding".

Penulis sependapat dengan analisis Abdulrahman Saleh bahwa:"level branding pustakawan baru sekedar kenal, belum mencpai tingkat tertinggi, sehingga belum menjadi profesi yang bisa dibela sekalipun salah. Disisi lain pustakawan tidak peduli dengan personal brandingnya, yang tidak mau menonjolkan diri, namun di lingkungannya sering "menjadi jagoan" dan menang sendiri, sementara di luar gelanggang cenderung "diam seribu bahasa", tidak percaya diri dengan  lingkungan lain. Oleh karena pustakawan itu harus diberikan "panggung" dimana komunitasnya orang lain, bukan dari sesama pustakawan" .

Analisis Abdulrahman Saleh ini bagi penulis sudah dibuktikan dengan masuk di "dunia lain" (blog kompasiana), ternyata diluar sana sangat mengapresiasi apa yang penulis lakukan. Bukan untuk pamer apalagi sombong, dalam rangka hari Kartini 2018, alhamdulillah seorang pustakawan masuk dalam perempuan kompasianer (orang yang sering menulis di blog kompasiana), paling menginspirasi. Tidak ada Surat Keputusan (SK), piagam, uang, piala yang diberikan di acara "gala" malam penghargaan dan disiarkan langsung TV Swasta, namun semua itu sangat menjadikan seorang pustakawan "tersanjung" dan mendapat kejutan, bagaikan durian runtuh.

Penghargaan tidak perlu ada SK, tetapi langsung diumumkan dalam blog kompasiana, oleh dewan editor. Sungguh ini "sesuatu" hikmah yang terindah ketika menggapai selembar SK Presiden hanya ada dalam mimpi alias gagal. Kompasiana menjadi tempat berlabuh yang menyenangkan dan membahagiakan untuk pengabdian kecil dengan tulisan sederhana dan ringan untuk dibaca, tanpa mengurangi untuk berbagi sedikit ilmu dan pengalaman yang dimiliki.

 Yogyakarta, 6 Mei 2018 pukul 07.29

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun