Saya kaget mengetahui kucing kesayangan tergeletak di solokan depan rumah tetangga. Ia terbujur kaku dengan sebagian badan dikerubuti semut, kuping belakang ada bekas cakaran.
Setelah berterima kasih kepada tetangga yang memberitahu kondisi kucing, saya menggendong kucing dengan perasaan haru. Tangis pun pecah setibanya di rumah. Jika waktu bisa berputar, semalam tidak membiarkan si jantan Ziggy keluar rumah.
Bagi pecinta kucing pastinya akan sedih melihat kucingnya mati mendadak tanpa sakit. Kesehatan Ziggy tidak masalah. Semenjak diadopsi tahun 2021 dia telah mendapat vaksin 3 kali, rutin minum obat cacing dan vitamin.Â
Nafsu makannya pun bagus, Â Ziggy hanya makan kering, makanan kaleng, pindang dan ayam yang telah direbus. Di usianya yang ke-4 tubuhnya kekar, berat badan seimbang tidak obesitas. Saya melihat si Ziggy bersih, sehat, aktif, tidak mengira akan mati mendadak.
Satu hari setelah Ziggy dimakamkan, saya menemukan Benben, kucing lain kejang-kejang di garasi yang terbuka pintunya. Benben yang baru berusia satu tahun segera digendong anak cowok yang baru pulang les. Saya pun memintanya untuk mengantar ke klinik langganan.
Selang 10 menit sekitar pukul 20.00, kami tiba di klinik kucing. Benben langsung mendapat perawatan Akan tetapi pukul 07. 24 pihak klinik mengirim pesan duka. Benben tidak bisa melawan racun kimia yang ada ditubuhnya.
Saya pun teringat akan Ziggy yang ditemukan sudah mati. Jangan-jangan dia keracunan obat kimia juga seperti Benben. Apalagi dugaan saya diperkuat pesan dari dokterÂ
"Kalau di rumah masih ada kucing, jangan dibiarkan keluar dulu, Bu mungkin racun masih ada di halaman."
Saya awalnya merasa halaman belakang tempat aman dan nyaman bagi kucing bermain karena sudah pagar tinggi. Akan tetapi saya melupakan jika halaman depan berpagar pendek dan belakang samping menuju ke rumah kerabat tidak berpagar. Kucing bisa keluar dari arah itu.