Proses puncak haji atau sering disebut Armuzna (Arofah, Muzdalifah dan Mina) beberapa hari lagi. Para jamaah haji 2024 sedang melakukan masa tenang, di mana tidak ada aktivitas umrah, ziarah, bus shalawat sementara tidak beroperasi. Jalan-jalan pun ditutup sehingga tidak ada kendaraan umum lalu lalang.
Semua jamaah diimbau melakukan kegiatan ibadah di musala atau masjid dekat hotel. Selain itu, jamaah banyak berdzikir dan mempersiapkan keperluan yang harus dibawa ke Armuzna. Petugas haji kloter lebih intens mengecek kesehatan jamaah.Â
Pengalaman saya mempersiapkan Armuzna 2023
Proses Armuzna sangat ditunggu-tunggu jamaah haji karena ini pokok utama yang wajib diikuti. Jamaah sakit pun akan dibawa ke Armuzna dengan cara safari wukuf.Â
Safari wukuf adalah proses berhaji bagi jamaah yang sakit atau uzur dengan menggunakan ambulance. Kendaraan tersebut telah dilengkapi peralatan medis dan petugas untuk melaksanakan khutbah wukuf. Jamaah tidak turun dan menginap di tenda melainkan di ambulance yang terparkir sekitar Armuzna.Â
Berbagai persiapan dilakukan jamaah, mulai dari kesehatan fisik, mental. Usahakan 5 hali menjelang keberangkatan ke Armuzna menjaga makanan yang dikonsumsi, beribadah di sekitar pemondokan, tidur yang cukup di kamar, juga menjaga emosi agar kesehatan mental terjaga.Â
Perlengkapan yang Harus Dibawa ke Armuzna
Meski sudah ada pengarahan apa saja yang harus dibawa dan tidak, banyak jamaah yang bingung. Hal ini mungkin karena ada saran lain dari alumni ketika di tanah air atau teman satu kamar. Misalnya saya, ketika melihat teman satu kamar menyiapkan pakaian di ransel menjadi bimbang antara membawa koper kecil atau ransel. Bahkan teman satu kamar lainnya mendadak membeli ransel.
Tidak ada yang lebih tepat antara membawa koper atua ransel. Semua tergantung dari kebutuhan jamaah dan kenyamanan. Setiap orang memiliki tingkat keribetan yang berbeda. Bagi lansia sebaiknya membawa koper, karena pundak tidak akan kuat membawa ransel. Selain itu ransel tidak muat banyak barang.Â
Ketika menuju Armuzna saya membawa koper kecil dari pemerintah. Isi koper adalah Al-Quran, 3 baju lengkap dengan bagian dalam, atasan mukena, sandal jepit, obat-obatan pribadi, handuk kecil, kaus kaki. Tidak lupa membawa roti, 2 apel, kurma, 1 botol minum, 3 mie gelas/pop mie, perlengkapan mandi yang digunakan saat di Mina bukan di Arofah atau Muzdalifah.Â
Saya pun tetap membawa tas kresek berapa lembar, tas tenteng kosong dan ransel kecil. Perlengkapan tersebut akan berguna, jika bukan untuk kita setidaknya untuk jamaah lain yang kelebihan bawaan. Sementara tas ransel kecil bisa digunakan saat menuju ke Jamarot untuk lempar jumrah. Ransel bisa diisi 2 botol minum, roti atau cemilan. Tas untuk kerikil sebaiknya terpisah dan dikalungkan.
Pertimbangan membawa koper adalah agar semua perlengkapan bisa masuk semua. Juga saat naik turun bus mudah membawanya karena barang tidak di masukkan ke dalam bagasi bus, kecuali saat dari Mina menuju pemondokan, bagasi bus baru bisa digunakan.