Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cara Warga Desa Bersyukur Menyambut Ramadan

11 Maret 2024   14:57 Diperbarui: 11 Maret 2024   15:05 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hadirnya bulan Ramadan disambut umat muslim dengan rasa syukur dan suka cita. Tak pandang siapa, apa jabatan atau kedudukannya, semua menunduk menyambut datangnya bulan suci penuh keberkahan. 

Rasa syukur menyambut datangnya Ramadan diaplikasikan dengan berbagai cara, selain ucapan Alhamdulillah. Misalnya di desa tempat tinggal saya. Rasa syukur diwujudkan dalam bentuk kenduri di masjid, musala atau rumah ketua RT.

Selesai kenduri, warga membawa pulang lagi nasi berkat. Foto dokpri
Selesai kenduri, warga membawa pulang lagi nasi berkat. Foto dokpri

Kenduri 

Kenduri atau sering disebut kenduren merupakan tradisi berdoa bersama sebagai bentuk rasa syukur. Rasa syukur ketika mendapat nikmat, sesuatu tercapai. Berdoa ditujukan kepada leluhur, orang tua, tokoh yang telah lama meninggal. 

Berdoa mungkin kita berpikir bisa kapan saja dan di mana saja. Akan tetapi dalam kenduri menyambut Ramadan dilaksanakan pada akhir bulan Syaban atau dua hari sebelum masuk bulan Ramadan. Misalnya 1 Ramadan ditetapkan hari Selasa, Kenduri dilaksanakan hari Ahad, ba'da Ashar.

Warga, baik laki-laki atau perempuan, anak-anak, dewasa datang ke masjid. Pada umumnya bapak-bapak lebih dulu katena sambil salat ashar. Ibu-ibu tiba di masjid dengan membawa nasi kotak atau nasi ceting. 

Sekitar pukul 16.000 WIB atau tampak tidak ada lagi yang datang, kenduri dimulai. Kenduri diawali ceramah oleh salah seorang takmir masjid. Setelahnya baru membaca doa dan tahlil bersama. 

Pembacaan doa tidak lama, hanya sekitar 20 menit. Setelah selesai nasi yang kita bawa dibagikan lagi ke jamaah yang hadir secara acak. Jika awalnya membawa 2 nasi kotak, pulang pun akan membawa dua, tetapi tidak selalu. Jika kita menginginkan hanya bawa satu, sisanya diberikan pada anak-anak atau bapak-bapak yang tidak membawa nasi kotak.

Nasi Ceting atau Nasi Kotak

Hari Ahad pagi, warung sayur mentah ramai pembeli yang  didominasi kaum ibu-ibu. Pada umumnya mereka belanja yang sama, yakni mie, kentang, daging ayam, sayuran, bumbu, rempeyek, pisang susu/ambon/raja 4 buah, 4 buah apem, kotak nasi 2 lembar.

Hari sebelumnya sebagian kecil ibu-ibu sudah pesan belanjaan agar kebagian. Saya mungkin orang yang suka mendadak, akhirnya tidak kebagian apem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun