Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Alasan Petani Kelas Menengah Susah Kaya

5 Maret 2024   20:17 Diperbarui: 6 Maret 2024   11:29 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto lahan pertanian yang menjadi sumber penghasilan petani. Akan tetapi petani susah untuk kaya. Foto dokpri

Ketika modal tanam dari tengkulak, petani wajib menjual hasil panennya kepada tengkulak tersebut. Harga jangan harap tinggi, mesti ada selisih, pastinya lebih rendah dari umumnya. 

Modal bukan saja untuk biaya produksi padi, dalam keseharian pun petani kecil pinjam sana sini dengan jaminan panen bayar. Jika memiliki sawah hanya satu petak. Hasil panen habis untuk bayar utang, tidak ada sisa untuk investasi. 

Dua, tidak ada pemasukan lain
Petani pada umumnya tidak memiliki sumber pemasukan  lainnya.  Ketika musim tanam selesai, banyak petani yang duduk di warung sambil sesekali merawat tanamannya. Tipe petani seperti ini sulit untuk kaya. 

Meski ada petani yang kreatif, seperti berternak kambing, sapi atau kerja bangunan, gaji itu untuk kelangsungan hidup keluarganya. Namun, golongan ini pun masih susah kaya karena penghasilan serabutan tidak seberapa dan tidak pasti.  

Tiga, gaya hidup

Gaya hidup di kampung konon sederhana, tidak membutuhkan biaya banyak. Benar sekali jika kita mau berhemat. Namun, tidak semua petani bahkan warga desa yang bisa hidup hemat. 

Era digital, justru mendorong warga atau petani kelas bawah bergaya hidup mewah. Misalnya, setiap anggota keluarga memiliki ponsel, motor, sepeda. Memaksakan diri bangun rumah bagus dari hasil utang dan lain sebagainya. Padahal jika ingin berhemat, kendaraan yang sifatnya konsumtif bisa ditunda. 

Akhir kata

Kaya tidak bisa diukur dengan seberapa banyak pemasukan atau aset yang dimiliki. Petani bisa disebut kaya jika bisa lepas dari utang tengkulak dan cerdas mengelola hasil panen. 

Terima kasih telah singgah. Salam. 

Bahan bacaan 1 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun