Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Penyebab Kemiskinan Ekstrem pada Petani dan Upaya Mengatasinya

23 November 2023   20:27 Diperbarui: 24 November 2023   06:58 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upaya mengentaskan kemiskinan petani. Foto dokumen pribadi 

Data BPS, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebanyak 25,90 juta orang. Dari data tersebut penduduk miskin perdesaan ada 14,16 juta orang, sisanya perkotaan. 

Itu artinya penduduk yang tinggal di desa masih banyak berstatus miskin, di mana mata pencaharian mereka adalah petani. 

Jurnal dan informasi di media sosial pun memperkuat kemiskinan petani terutama petani padi. Salah satunya adalah berita yang diangkat oleh CNBC berjudul "Pertanian RI Kurangi Kemiskinan, Tapi Petaninya Tetap Miskin!"10/05/2023.

Kita pun tentunya ikut miris di saat sektor pertanian mendorong mengurangi kemiskinan dan  memengaruhi pembangunan negeri ini, tetapi pelakunya tidak sejahtera.

Penyebab Kemiskinan pada Petani 

Terlepas dari label dan berita tersebut di atas, seseorang dikatakan miskin jika tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Bisa juga kesejahteraannya kurang, mulai dari pendapatan, pendidikan dan kesehatan. 

Kemiskinan petani tentu ada sebabnya dan itu bukan  karena kemalasan tetapi disebabkan oleh lahan yang sempit, utang terhadap rentenir, produktivitas padi rendah. 

1. Lahan sempit
Tidak semua petani memiliki lahan yang luas. Bahkan Menteri BUMN, Erick Thohir sebut petani hanya memiliki tanah 300-500 meter persegi. Dengan luas tanah sempit, petani tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, terutama pendidikan anak-anak.  Dengan demikian kemiskinan akan diwariskan. 

2. Utang terhadap rentenir
Rentenir bagi petani bagaikan napasnya, karena modal untuk bertani darinya, sehingga ketika panen, mau tidak mau harus bayar dengan bunga tinggi.

Jika tidak berhutang kepada rentenir, tengkulak adalah penolongnya. Hasil panen biasanya dijual kepada tengkulak untuk membayar utang. Saya menilai, ketika terjerat utang petani seperti gali lubang tutup lubang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun