Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dampak El Nino, Bagaimana Petani Cegah Heatstroke

26 Oktober 2023   09:08 Diperbarui: 27 Oktober 2023   02:39 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja di bawah terik matahari. Foto dokpri/Sri RD

"Seorang petani di Sragen ditemukan tewas di area pesawahan, diduga karena heatnstroke akibat cuaca panas."

Beberapa hari lalu, kalimat di atas menghiasai laman berita online. Petani itu diketahui bernama Sukiyono (69), warga Bumiaji, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. Awalnya pagi itu, Sukiyono pergi ke sawah untuk menebas batang padi yang telah selesai dipanen.

Dugaan dia meninggal dunia karena cuaca ekstrem, diperkuat dengan adanya luka bakar di leher dan tangan. Akan tetapi pihak keluarga menolak jenazah  untuk autopsi. Dengan demikian penyebab pastinya tidak akan pernah diketahui. 

Warga setempat juga pembaca terus menduga penyebab meninggalnya petani itu adalah heatstroke karena tidak ada riwayat penyakit padanya.

Saya tinggalkan berita kematian seorang petani di Sragen itu. Kita semua sepakat kematian, kelahiran adalah rahasia Tuhan. Namun, kita pun wajib ikhtiar untuk kesehatan, kebaikan di dunia yang nyaman ini. Untuk itu mari kenali apa itu heatstrok.

Apa itu Heatstrok?

Melansir dari laman Kemenkes, heatstroke merupakan kondisi tubuh seseorang yang mengalami perubahan suhu secara drastis akibat cuaca panas. Suhu tubuh dalam 10 sampai 15 meningkat mencapai 41°C. 

Tanda-tandanya adalah tubuh tidak mengeluarkan keringat, gangguan napas, irama jantung meningkat, berdebar, tekanan darah turun.
Tanda lain yang lebih berat dan mengakibatkan kematian adalah kejang, pendarahan dari hidung (mimisan), pendarahan pembuluh vena, luka memar, bengkak.

Heatstroke bisa terjadi pada siapa saja, terutama lansia yang banyak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan dan kemampuan beradaptasi dengan iklim berkurang.

Kita masih ingat kondisi seperti itu terjadi pada musim haji 2023 di Mekah. Banyak jamaah mengalami pendarahan pada hidung, memar luka bakar karena aktivitas fisik di luar ruangan dengan suhu Kota Mekah rata-rata di atas 39°C.

Sekarang beberapa wilayah di Indonesia pun mengalami peningkatan suhu udara di antara 37°C sampai 41°C. Sudah seyogyanya kita, terutama petani mengubah jadwal aktivitas luar ruangan guna terhindar dari heatstroke.

Ilustrasi petani tanam padi memakai caping. Foto dari Republika/Wihdan
Ilustrasi petani tanam padi memakai caping. Foto dari Republika/Wihdan

Cara Mengatur Waktu ke Sawah agar Terhindar dari Heatstroke

Kita tahu, beberapa wilayah di Indonesia termasuk Jawa Timur dan Jawa Tengah sedang mengalami El Nino. Di mana cuaca di muka bumi ini berubah drastis, sangat panas dan panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun